Yesus Dimuliakan Dalam Penderitaannya-Buletin Edisi 10 April 2022

YESUS DIMULIAKAN DALAM PENDERITAAN-NYA

Yohanes 12 : 20 - 26
oleh: Pdt. Ellen Lazarus, S.Si (Teol)

Saudaraku yang dikasihi Tuhan..........

Hari ini kita memasuki minggu sengsara Tuhan Yesus yang ke-7, minggu Palmarum, minggu dimana Yesus menggenapi nubuat nabi Zakharia dalam Zakharia 9 : 9-10. Ia memasuki Yerusalem dengan mengendarai keledai muda, dieluk-elukan dan dimuliakan sebagai raja Mesias yang akan datang, yang kekuasaan-Nya terbentang luas dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi, menembus batas teritorial Israel, menjangkau semua suku bangsa dan bahasa. Saat Yesus dieluk-elukan dan dimuliakan memasuki Yerusalem, beribu-ribu pasang mata memandang-Nya dan segala lidah memuliakan Dia sebagai raja Israel. Diantara orang banyak itu pastinya ada bangsa-bangsa lain yang juga turut dalam perarakan itu. Jadi, bukan kebetulan penulis Yohanes mengisahkan tentang keinginan beberapa orang Yunani untuk berjumpa dengan Yesus sebab mereka pasti tahu siapa sosok yang telah diagungkan dan dieluk-elukan itu dan keinginan berjumpa Yesus menunjukkan bahwa Ada kerinduan di dalam hati orang-orang Yunani untuk mengenal lebih dekat sosok Yesus yang dimuliakan dan segala keunikan yang menyertai-Nya. Kisah kedatangan orang-orang Yunani ini juga memperlihatkan bahwa keagungan Kristus telah menyentuh hati bangsa-bangsa kafir di luar Yahudi dan kesempatan ini digunakan oleh Yesus untuk menjelaskan makna penderitaan dan kematian-Nya.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan.....

Seluruh dunia harus tahu siapa Yesus dan Saatnya telah tiba bagi kemuliaan Anak manusia. Namun kemuliaan itu bukan tanpa usaha dan tanpa perjuangan sebab untuk mencapainya, ada harga yang harus dibayar yaitu pengorbanan diri-Nya sendiri sebagai korban pengganti. Ia harus menderita, menanggung sengsara dan mati di kayu salib yang adalah lambang hinaan dan lambang kutuk. Tetapi Ia akan bangkit pada hari yang ke-3 dan kebangkitan-Nya itu akan menghasilkan kehidupan baru bagi banyak orang dan banyak suku bangsa. Yesus mengibaratkan kematian-Nya seperti benih yang jatuh ke dalam tanah dan mati agar memberi kehidupan baru dan menghasilkan banyak bibit-bibit baru. Sebab jika benih itu tidak jatuh ke dalam tanah dan mati maka ia akan tetap satu biji saja. Yesus menunjukkan bahwa Kematian-Nya tidak sia-sia melainkan akan mendatangkan keselamatan bagi banyak orang. Inilah jalannya, inilah kehendak Bapa dan inilah yang harus terjadi agar melalui penderitaan-Nya keselamatan terjadi dan Allah dimuliakan.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan....

Yesus tidak hanya memberitahukan penderitaan dan kematian-Nya melainkan Ia juga menyampaikan beberapa peringatan bagi segala bangsa dan seluruh umat manusia, yaitu :

  • Siapa mencintai nyawanya akan kehilangan nyawanya, siapa siap berkorban nyawa demi Kristus akan memperoleh kehidupan kekal.
  • Siapa melayani Yesus harus mengikuti-Nya dengan setia dan ganjarannya ialah kehormatan yang diberikan Allah baginya.
  • Bagi mereka yang menolak Yesus, Ia berkata “sekarang berlangsung penghakiman bagi dunia dan penguasa dunia akan dilemparkan ke luar”. Menolak Yesus akan binasa.
  • Ada janji yang agung bahwa Saat Ia ditinggikan, Ia akan menarik semua orang datang kepada-Nya.
  • Hanya sedikit waktu saja terang ada diantara manusia. Selama terang itu ada, percayalah kepada-Nya sehingga kita akan tetap diterangi-Nya dan menjadi anak-anak terang.

Keputusan untuk menerima atau menyambut Yesus tergantung pada pilihan hati setiap orang. Namun setiap pilihan itu ada konsekuensi-Nya. Siapa menyambut Dia akan selamat dan akan memperoleh hidup yang abadi di dalam kemuliaan-Nya yang kekal. Amin.





Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah :



GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama