Yesus, Raja Adil, Jaya dan Lemah Lembut | Buletin Edisi 3 April 2022

YESUS, RAJA ADIL, JAYA DAN LEMAH LEMBUT

Zakharia 9 : 9 -10
oleh: Pdt. Ellen Lazarus, S.Si (Teol)

Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

jika seorang pembesar yang sangat dikagumi datang dalam sebuah kunjungan kenegaraan, maka sudah pasti seluruh rakyat akan bersukacita dan siap menyambut kehadiran sang pemimpin itu dengan sorak-sorai. Apalagi jika Sang pemimpin itu adalah orang yang bijaksana, berwibawa, murah hati, adil dan benar dalam keputusannya, pasti sorak-sorai itu akan lahir dari hati yang tulus menyambut sang pembesar. Begitulah gambaran ketika Yesus memasuki Yerusalem untuk terakhir kalinya saat Ia siap melalui jalan viadolorosa dan menanggung penderitaan sampai pada kematian di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Dalam Injil Matius 21 : 1-11 digambarkan bahwa seluruh umat menyambut kehadiran Yesus. Mereka meletakkan daun-daun palem dan menghampar pakaian mereka disepanjang jalan yang dilalui Yesus yang sedang mengendarai keledai beban yang muda. Tanpa digerakan dan tanpa rekayasa setiap orang tergerak hati untuk menyambut Yesus sambil berteriak “hosana bagi anak Daud, Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang maha tinggi!” (Matius 21 : 9b).

Saudaraku yang dikasihi Tuhan

Gambaran penyambutan Yesus Sang raja telah dinubuatkan beratus-ratus tahun sebelumnya oleh nabi zakharia dan dicatat secara rapi dalam pembacaan kita : kedatangan Sang Mesias. Kedatangan Sang Mesias adalah inti dari kitab Zakharia : kekuatan-Nya, pengkhianatan terhadap-Nya dan kerajaan-Nya menjadi pusat pemberitaan nabi zakharia. Nabi memulai perikop ini dengan sebuah ajakan untuk bersorak-sorai, untuk memuji dan untuk memuliakan nama Tuhan raja semesta alam. Zakharia berkata “bersorak-soraklah dengan nyaring hai puteri Sion, bersorak-soraklah hai puteri Yerusalem”. Kenapa puteri Sion dan puteri Yerusalem diajak untuk bersorak-sorai? Nabi menunjuk bahwa “lihat rajamu datang kepadamu”. Dalam kalimat ini tersirat bahwa Kedatangan Sang raja bukan sebuah kebetulan dan bukan pula tanpa alasan melainkan dengan tujuan yang jelas. Kedatangan sang raja juga Adalah sebuah inisiatif untuk mencari dan menyelamatkan umat yang dikasihi-Nya. Raja yang datang itu memiliki karakter yang tak tertandingi :

  • Ia unik dan berbeda dari kebanyakan pemimpin di dunia ini. Ia seorang yang adil juga jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang mudah. Keledai adalah tumpangan bagi para raja di zaman perjanjian lama sebelum Israel mengenal kendaraan kuda yang didatangkan dari tanah Mesir. Menunggang keledai menandakan kewibawaan dan kejayaan seorang raja (yang diurapi). Keledai juga menandakan kelemah lembutan dari Sang penunggangnya (Yesus, raja adil, Jaya dan lembah lembut).
  • Ia adalah pahlawan dan pemimpin perang yang akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim (Israel) dan kuda-kuda dari Yerusalem bahkan busur perang akan dilenyapkannya. Dalam kepemimpinannya tidak akan ada lagi perang dan tidak akan ada lagi penindasan. Semua telah berakhir (menindasan oleh Asyur dan Babel telah berakhir) dan kini israel sedang melangkah dalam pemulihan di bawah kepemimpinan sang raja yang datang itu. Bait Allah yang telah menjadi puing-puing kehancuran dibangun kembali, dan Allah hadir disitu dengan segala kejayaan-Nya.
  • Kedatangan Sang raja akan menghadirkan damai sejahtera di seluruh negeri bahkan damai bagi-bangsa-bangsa.
  • Kekuasaan raja itu tidak dibatasi oleh teritorial tertentu melainkan kekuasaan-Nya melingkupi segala suku bangsa dan bahasa. Wilayah kekuasaannya sampai ke ujung-ujung bumi.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan

Yesus Kristus adalah gambaran raja yang disebutkan oleh nabi Zakharia. Ia adil dalam segala keputusan-Nya, Ia lemah lembut, Ia penuh belas kasih, Ia memiliki ketenangan jiwa yang tiada tandingnya, dalam jiwa-Nya terpancar damai yang sejati. Melalui kematian-Nya di kayu salib di Golgota, dosa seluruh dunia dihapuskan dan keselamatan terjadi bagi semua manusia dari segala bangsa dan bahasa yang menerima dan menyambut-Nya. Tidak akan ada lagi dosa yang menindih sebab dosa telah dikalahkan oleh kuasa-Nya. Karena itu, bagi kita yang ada di tengah jemaat GKI Martin Luther Wermit, kita diingatkan beberapa hal dalam menjalani minggu sengsara ke-6 ini :

  • Mari sambut Tuhan kita dengan hati yang tulus. Ajakan nabi zakharia bagi puteri sion dan puteri Yerusalem juga adalah ajakan bagi kita “ bersorak-soraklah bagi Tuhan” jadikan Dia raja di dalam hati saudara.
  • Arahkan pandangan kita hanya kepada Yesus saja. Dari saliblah kasih paling agung dicurahkan. Karena itu buka hati dan sambut Dia. Hargai pengorbanan-Nya dengan hidup dalam percaya kepada-Nya, juga dalam ketaatan dan kesetiaan.
  • Pasrahkanlah seluruh hidup saudara ke dalam tangan-Nya. Ia mampu menyelesaikan setiap persoalan yang menghimpit hidup saudara sebab Ia Tuhan yang berkuasa dan kuasa-Nya mengatasi langit dan bumi dan kuasa itupun sampai ke ujung-ujung bumi. jangan takut menghadapi apapun hari ini sebab kita tidak sendiri. Tuhan beserta kita.
  • Ia Tuhan yang akan datang kembali untuk menghakimi seluruh dunia. Karena itu selagi masih diberi waktu, Hiduplah dalam ketaatan sambil berpengharapan pada kedatangan-Nya dengan melalukan kebaikan dan kebenaran, kasih dan keadilan.
  • Beritakanlah nama-Nya sampai ke ujung-ujung bumi bahwa Ia Tuhan Sang Mesias, raja adil dan lemah lembut. Biarlah segala bangsa sujud menyembah-Nya. Amin.




Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah :



GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama