Pekerjaan Sebagai Ibadah | Buletin Edisi 31 Juli 2022

Pekerjaan Sebagai Ibadah

PEKERJAAN SEBAGAI IBADAH

Kejadian 4:1; Ibrani 11:4
Buletin Edisi 31 Juli 2022
oleh: Pdt. Ellen Lazarus, S.Si (Teol)

Saudaraku yang dikasihi Tuhan..........

Bagaimana saudara memaknai pekerjaan yang saudara geluti hari ini? entah sebagai PNS, anggota TNI, Polri, Wiraswasta, dll apakah pekerjaan itu hanya sekedar cara untuk memperoleh nafkah demi kelangsungan hidup saudara bersama orang-orang yang saudara kasihi ataukah pekerjaan itu saudara maknai sebagai sebuah ibadah kepada Tuhan Sang pemberi mandat?

Jika saudara memaknai pekerjaan sebagai sebuah ibadah maka sudah tentu saudara akan bekerja dengan rasa takut akan Tuhan, mengembangkan setiap potensi diri sebagai wujud tanggung jawab kepada Tuhan Sang pemberi mandat , bekerja dengan rajin dan setia serta melakukannya dalam kebenaran dan keadilan dengan melibatkan Tuhan disetiap kerja saudara.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah menghukum ular, hawa dan adam. Hukuman kepada Adam di tulis jelas dalam kejadian 3: 17 “terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan adalah konsekuensi dari dosa tetapi juga mandat yang harus dikerjakan selama seorang laki-laki hidup. Adam melaksanakan Pekerjaannya ketika terusir dari taman Eden sampai Tuhan memberikan keturunan kepadanya dengan kelahiran Kain dan Habel adiknya.

Kain dan Habel telah tumbuh besar dan konsekuensi untuk bekerja telah menjadi tanggung jawab mereka. Alkitab menyaksikan bahwa kain bekerja sebagai petani sedangkan habel sebagai peternak atau pengembala kambing domba dan dari hasil pekerjaan itu kedapatan bahwa Tuhan memberkati mereka dengan sangat banyak dan berlimpah-limpah. Karena itu timbal baliknya ialah mereka memberikan persembahan syukur berupa korban bakaran sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Namun ada hal yang menarik disini dan menjadi pelajaran penting bagi kita bahwa tidak semua persembahan syukur menyenangkan hati Tuhan dan diterima-Nya.

Persembahan Kain ditolak dan persembahan Habel diterima. Apa penyebabnya :

Kain mempersembahkan sebagian dari hasil kebunnya (ayat 3) Habel mempersembahkan persembahan dari anak sulung kambing domba, yakni lemak-lemaknya (ayat 4)
Kain mempersembahkan dalam jumlah banyak tetapi bukan yang terbaik Tidak disebutkan berapa jumlah kambing domba yang dipersembahkan Habel melainkan ia mempersembahkan yang terbaik dari yang baik yang ia punyai.
Kain memberikan persembahan tidak dengan ketulusan hati dan rasa hormat dan takut kepada Allah melainkan ia memberikan persembahan itu hanya sekedar sebagai formalitas tanpa makna. Habel memberikan persembahan dengan segenap jiwanya sehingga hanya yang terbaik yang dipersembahkannya.
Kain mempersembahkan dalam kekuatiran. Habel mempersembahkan yang terbaik karena memiliki iman yang besar kepada Allah sumber berkat.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

Penolakan Allah terhadap Kain tidak membuat Ia menyesal, bertobat dan memohon ampun kepada Allah melainkan perbuatan dosanya itu melahirkan dosa lain. Hatinya panas, timbul rasa iri terhadap Habel dan pikiran jahat yang berakibat pada perbuatan jahat yaitu pembunuhan Habel adiknya. Karena itu, hukuman Allah ditimpahkan atasnya.

  • Dia dikutuk oleh Allah, diusir dari tanah tempat tinggalnya dan dari tengah-tengah keluarganya. Hidup kesepian tanpa Allah dan tanpa keluarga.
  • Tanah tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadanya seperti sediakala saat dia mengelolahnya.
  • Dia menjadi pelarian dan pengembar di bumi dalam kelemahan dan ketiadakberdayaan tanpa tempat perteduhan.

Tetapi janji pemeliharaan Tuhan baginya tetap ada dan nyawanya terlindung di dalam tangan Allah.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan,
Apa makna Firman Tuhan bagi kita?
belajar satu hal bahwa Bekerja adalah sebuah ibadah. Karena itu, apapun pekerjaan saudara saat ini, harus dijalani dalam rana takut akan Tuhan.
  • Saat saudara tidak melaksanakan pekerjaan yang diembankan kepada saudara dengan baik maka sesungguhnya saudara berdosa kepada Allah Sang pemberi mandat itu.
  • Saat saudara menjadikan ladang pekerjaan sebagai sarana untuk mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dengan tidak memperhatikan asas kebenaran, keadilan dan rasa kemanusiaan, penuh pementingan diri dan ambisi yang meluap-luap untuk meraup keuntungan maka itupun adalah dosa yang besar dihadapan Allah Sang pemberi mandat.
  • Saat saudara menjadikan pekerjaan sebagai orientasi hidup dengan mengabaikan Tuhan Sang pemberi mandat, itu juga adalah dosa dihadapan Allah. karena itu saudara harus jelih untuk membagi waktu antara beribadah kepada Allah dan bekerja demi pemenuhan kebutuhan hidup keluarga.
  • Cukupkan diri saudara dengan apa yang ada pada saudara. Jangan serakah dan jangan menginginkan lebih dari yang bukan hak saudara sebab hal demikian hanya akan melahirkan dosa lain yaitu mencuri milik orang lain dan mencuri milik Tuhan dengan tidak memberikan persepuluhan dan persembahan terbaik bagi Tuhan.
  • Saat Tuhan sudah memberkati saudara dengan melimpah-limpah melalui kerja saudara, pandanglah pada-Nya dengan iman dan persembahkanlah yang terbaik dan yang terpilih bagi-Nya dari setiap penghasilan saudara yang sah sebagai wujud rasa hormat dan kasih saudara kepada-Nya.
  • Ia akan menggantikan berkali-kali lipat kepada orang yang memberi dengan sukacita dan ketulusan hati; sebaliknya Ia tidak akan menerima persembahan syukur yang dipersembahkan dalam kepura-puraan, dalam kekuatiran dan tidak dalam rasa hormat kepada-Nya.
  • Selagi ada kesempatan, ubah paradigma saudara tentang pekerjaan dan jalani pekerjaan saudara sebagai wujud ibadah yang sejati. Persembahkan yang terbaik bagi Tuhan lewat kerja saudara dimanapun saudara berada agar nama Tuhan dimuliakan dan saudara diberkati-Nya. Amin.


Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah :



GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama