Akar Segala Kejahatan | Buletin Edisi Minggu, 30 Oktober 2022

AKAR SEGALA KEJAHATAN

1 Timotius 6:2b-10
Kutipan : Bahan Khotbah BP Sinode GKI di Tanah Papua

Saudaraku yang dikasihi Tuhan..........

Menghalalkan segala cara untuk memperkaya diri sendiri merupakan tindakan kejahatan yang tidak dapat dibenarkan. Situasi problematik seperti itu terjadi pada jemaat di efesus. Secara harafiah guru-guru palsu di Efesus menjalankan ibadah untuk memperoleh kekayaan berlimpah- limpah. Mereka di dorong oleh keserakahan sebagai motivasi yang utama dan mengajarkan bahwa dengan kekayaan itu menandakan bahwa Allah setuju dengan pengajaran mereka.

Tetapi keberadaan mereka dikecam oleh Rasul Paulus, bukan saja karena telah menggunakan ibadah sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan. Tetapi juga menyampaikan ajaran lain atau menyimpang dari ajaran Kristus dan menciptakan ketidaknyamanan dalam kehidupan jemaat.

Karena kecenderungan yang ada pada mereka untuk mencari- cari soal dan bersilat kata. Itu sebabnya Paulus menulis surat kepada Timotius di Efesus. Supaya mewaspadai ajaran yang sesat dan memberitakan ajaran yang benar, sesuai dengan perkataan Kristus dan agar Timotius berhati-hati terhadap segala bentuk ketamakan yang berpotensi menjerat kehidupan seorang hamba Tuhan terhadap motivasi yang keliru dalam melayani Tuhan. Dengan demikian jemaat diarahkan pada tujuan ibadah yang benar (Band. 1Tim. 4:8), yang telah diselewengkan oleh para guru palsu untuk kepentingannya sendiri. Sebab akar segala kejahatan adalah cinta uang, hal itu ditulis oleh Paulus dalam suratnya kepada timotius dan jemaat. Sebagai peringatan dalam kehidupan dan pelayanan yang diembankan oleh Tuhan. Sehingga jemaat semakin cinta Tuhan, bukan cinta uang. Yang dapat menimbulkan berbagai pencobaan bahkan menyebabkan orang menyimpang dari iman dan menuju pada penderitaan dan penyesalan. Jika semata mata digunakan untuk memperoleh kekayaan dan kesenangan duniawi.

Yang dimaksudkan semuanya ini adalah petunjuk-petunjuk yang diberikan sebelumnya. Tentang iman yang sejati yang harus dihidupkan bagi jemaat dan setiap pribadi.

Ayat 3-5, merupakan permohonan Paulus agar yang diajarkan selalu merupakan doktrin yang benar yakni perkataan sehat sesuai perkataan Tuhan kita Yesus Kristus, yang merupakan inti dan pokok dari doktrin sesuai dengan ibadah kita (band I Timotius 3: 16). Tetapi kecenderungan guru-guru sesat itu digambarkan sebagai penyakit karena suka mencari soal dan bersilat kata, berlagak tahu dan menyombongkan diri untuk menunjukkan bahwa mereka lebih pintar dari orang lain. Sehingga menyebabkan dengki , cedera, Fitnah, curiga.

Paulus dengan tegas memberitahukan Timotius bahwa sifat sifat ajaran sesat dari orang-orang yang berlagak tahu dan mencari kesalahan orang lain itu, dalam ayat 5 adalah sebagai guru-guru palsu yang dipandang sebagai orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat. Karena menyampaikan ajaran lain yang palsu. Sebab hati dan kehidupannya telah dirusak oleh dosa sehingga tidak melakukan ibadah dengan motivasi yang baik, melainkan dengan egois untuk mencari kehormatan dan mencari keuntungan materiil (mengira ibadah itu sumber keuntungan).

Rasul Paulus membenarkan bahwa ibadah itu kalau disertai rasa cukup memberi keuntungan besar tetapi keuntungan besar itu bukan terfokus pada kebutuhan jasmani tetapi kebutuhan dalam rohani (Band I Timotius 4 : 8) ini menunjukkan bahwa rasa cukup bukan merupakan syarat untuk memperoleh keuntungan rohani melainkan akibat dari keuntungan rohani itu sendiri. Rasa Cukup dalam bahasa asli berarti mencukupkan dengan apa yang ada pada dirinya sendiri. Sebagaimana teladan Rasul Paulus dengan hidup mencukupkan diri dengan apa yang ada padanya.

Hal itu diperkuat pada ayat 7 – 8, yang menyatakan “sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa keluar asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Paulus menekankan rasa cukup itu dalam arti diwujudkan dengan sikap sudah puasnya seseorang kalau ia sudah memperoleh makanan, pakaian dan tempat tinggal. Jadi kalau orang sudah memperoleh sandang, pangan, dan tempat berteduh yang diperlukan itu sudah memadai. Rasul Paulus mengembangkan pemikiran bahwa orang seharusnya merasa puas dengan mendapat makanan, pakaian dan tempat tinggal. Ia menganggap sebagai kebodohan jika ada orang yang memusatkan perhatian semata mata pada kekayaan sebagai tujuan hidup.

Rasul Paulus mengecam orang yang kaya, tetapi juga mereka yang ingin kaya. Karna membuat seseorang memusatkan perhatian dan perjuangan kepada kekayaan meterial dan melupakan kekayaan yang lain . Orang-orang seperti itu mudah jatuh dalam pencobaan atau jerat iblis. Karna iblis menawarkan kekayaan itu melalui cara-cara yang tidak halal, ( Band Matius 4 : 9) sebagaimana dilakukan guru-guru palsu yang mengira ibadah sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan.

Pada ayat 10, Merupakan peringatan dan fakta bahwa cinta uang adalah akar segala kejahatan. Orang yang bergantung pada benda-benda materi untuk memperoleh kesejahteraan tidak akan pernah puas. Karna benda benda itu akan kehilangan daya tariknya. Paulus menekankan bahwa cinta uang dapat dengan mudah membawa seseorang pada cara-cara yang salah untuk mendapatkannya. Bahkan karena uang orang dapat menyimpang dari imannya dan menuju pada penderitaan dan penyesalan.

Para hamba Tuhan harus memberitakan ajaran yang benar sesuai perkataan Kristus dan berwaspada terhadap ajaran lain yang berpotensi menyesatkan jemaat Tuhan. Orang Kristen dianjurkan untuk membangun kehidupan peribadatan yang disertai rasa cukup sebagai pola hidup mencukupkan diri dengan apa yang padamu (Matius 6 : 11). Sehingga kehidupannya menjadi ibadah yang dipenuhi oleh sukacita dan damai sejahtera yang bersifat kekal. Kehidupan berjemaat harus terhindar dari penyakit yang suka mencari-cari soal dan bersilat kata (saling mempertahankan kebenaran atau Pendapat). Sebab hal itu dilakukan oleh orang- orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan kehilangan kebenaran.

Terhadap kesemuanya itu orang Kristen diingatkan bahwa sebagai alat tukar uang tidak mengandung dosa, dengan uang orang dapat berbuat baik. Tapi cinta uang adalah akar segala kejahatan, karena cinta uang dengan mudah dapat membawa seorang pada cara-cara yang salah untuk mendapatkannya bahkan membuat orang menyimpang dari iman, perintah dan kehendak Tuhan dan pada akhirnya menuju pada kesusahan dan penyesalan. Amin



Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah :



GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama