KEWARGAAN KITA DARI SORGA
Filipi 3 : 17 - 4 : 1Kutipan: Khotbah BP Am Sinode GKI di Tanah Papua
Saudaraku yang dikasihi Tuhan,
Filipi pada waktu itu merupakan salah satu kota penguasaan Romawi dan sekaligus menjadi pangkalan militer Romawi yang terkenal di negara bagian Makedonia. Akibat dari pendudukan Romawi yang cukup lama disana, maka banyak orang Filipi yang ikut menjadi warga negara Roma. Ada satu kebanggaan bagi mereka apabila memiliki kewargaan Roma, yaitu memiliki berbagai fasilitas. Kemudahan bahwa hak-hak untuk melakukan banyak hal, mereka menjadi orang yang ditakuti dan disegani karena menyandang predikat/ gelar sebagai orang Romawi.
Status ini membedakan mereka dengan orang lain. Status sebagai warga negara Romawi membuat mereka menyalah gunakan haknya sebagai warga negara, mencemarkan diri dengan banyak hal yang bertentangan dengan ajaran Injil. Nama Filipi berasal dari seorang raja Makedonia, yaitu Filipus II yang melakukan penyerangan antara tahun 360-356 SM dan berhasil menaklukkan kota itu.
Penduduknya terdiri dari para budak, veteran perang, penduduk pribumi. Sedangkan kelompok orang-orang Yahudi ditemukan sangat sedikit jumlahnya. Jemaat Filipi didirikan oleh Paulus, anggota jemaatnya terdiri dari orang-orang Kristen bukan Yahudi (Kis. 16:13b), orang-orang yang sudah menjadi Kristen (Kis. 16:13), dan orang-orang yang takut akan Tuhan (Kis. 16:34). Surat ini ditulis oleh Paulus saat berada di dalam penjara di kota Roma. Tujuan penulisan surat Filipi untuk memberikan nasehat karena terjadi suatu perpecahan, baik internal (di dalam), yaitu dikalangan Diaken Euodia Sintike, soal kerendahan hati (Egoisme) dan ancaman perpecahan dari luar (eksternal) lawan-lawan dari Paulus terkait pemahaman sesat atau Gnostis.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Filipi untuk hidup mengikuti teladan sebagai Pengikut Kristus, karena banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Yang dimaksud dengan seteru-seteru adalah orang-orang yang mengaku percaya, tetapi mencemarkan Injil dengan cara hidup yang tidak susila dan mengikuti ajaran sesat memutar balikkan Injil. Menggunakan nama Tuhan untuk kepentingan perut, segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan perut itulah yang menjadi Tuhan, kelihatan terhormat, mulia. Penjelasan teks menjelaskan sesungguhnya aib bagi mereka, fokus hidup pada perkara-perkara duniawi.
Penjelasan soal kewarganegaraan orang Kristen tidak hanya sebagai warga dunia ini : mereka telah menjadi orang asing dan pendatang di bumi (Rom. 3:22-24; Gal. 4:26). Identitas sebagai warga negara sorga (Yoh. 3:3), nama kita tertulis di sorga (Flp. 4:3), kehidupan dipedomani oleh prinsip-prinsip sorga, hak waris tersimpan di sorga : Allah menyediakan sebuah kota yang kekal (Ibr. 11:16).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, warga negara adalah penduduk dalam sebuah negara berdasarkan keturunan, tempat kelahiran. Mereka punya hak dan kewajiban penuh sebagai warga negara itu. Sedangkan kewarganegaraan dikenal dengan kata Citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan negara dengan warga negara. Konsep kewarganegaraan pertama kali muncul di kota-kota Yunani kuno. Ini sebagai reaksi ketakutan soal perbudakan. Bangsa Romawi pertama kali menggunakan kewarganegaraan sebagai alat untuk membedakan penduduk kota Roma dari orang-orang yang wilayahnya telah ditaklukkan dan disatukan oleh Roma. Ketika kekaisaran terus bertumbuh.
Orang-orang Romawi memberikan kewarganegaraan kepada sekutu di seluruh Italia dan provinsi Romawi lainnya. Sebagai warga negara memiliki identitas. Identitas khusus seperti falsafah hidup, kartu tanda penduduk, memiliki hak dan kewajiban, ada aturan-aturan juga sanksi-sanksi. Kehidupan berbudaya dan bermasyarakat diantara setiap klan/ marga, suku, memiliki tanda kewargaan sebagai klan/ marga, suku. Sebagai warga Gereja di Papua terhimpun dalam keluarga besar GKI Di Tanah Papua yang memiliki identitas. Banyak orang percaya hidup sebagai seteru salib Kristus, mencari keuntungan dan identitas yang didapat untuk kepentingan diri sendiri, mengejar pada apa yang nampak untuk sebuah prestise atau nama untuk kemuliaan pribadi, keluarga dan kelompok. Walaupun kita masih ada di dunia ini, namun Alkitab menyatakan bahwa kita memiliki status kewargaan baru, yaitu warga kerajaan surga, perilaku warga kerajaan surga tentulah berbeda. Di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan tidaklah berkompromi dengan dosa. Amin
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah :