Bekerja Untuk Hidup Yang Kekal | Buletin Edisi 27 Nov 2022

BEKERJA UNTUK HIDUP YANG KEKAL

Yohanes 6 : 25 - 58
Khotbah BP Sinode GKI di Tanah Papua

Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

Injil Yohanes ditulis tahun 90 di Efesus untuk orang-orang Kristen Yunani. Injil Yohanes lebih banyak mengangkat tema-tema tentang Yesus sebagai pemenuhan dari perayaan-perayaan keagamaan Israel, sehingga Injil memberi tempat bagi empat perayaan penting agama Yahudi. Yohanes juga menggunakan ceritera mujizat untuk masuk ke dalam diskusi tentang Yesus sebagai Terang Dunia, Roti kehidupan atas kebangkitan hidup. Injil Yohanes menekankan betapa besarnya kasih Allah bagi seisi dunia , Yesus, yang adalah logos (sebagaimana di dalam prolog) datang ke dunia supaya ada keslamatan. Allah mengampuni dosa kita lewat kematian AnakNya, sebagai mujizatNya yang terbesar.

Peristiwa mujizat Yesus mengubah roti ini berkaitan dengan peristiwa Paskah. Yesus menyatakan diri sebagai Roti yang memberikan kehidupan bagi dunia. Yesus menggunakan mujizat memberi makan 5000 sebagai batu loncatan untuk masuk ke dalam Diskusi tentang diriNya sebagai roti kehidupan. Manusia makan roti duniawi akan lapar lagi, tetapi Yesus adalah roti atau makanan yang memberi hidup yang kekal.

Yesus mengatakan didalam ayat 26, bahwa manusia mengikutiNya karena ingin mendapatkan kehidupan secara duniawi/memenuhi kebutuhan perutnya. Yesus mengatakan, Aku bukan tukang roti. Akulah roti yang turun dari surga. Yesus mengetahui bahwa manusia hanya membutuhkan roti dari dunia (makanan untuk hidup sehari-hari di dunia saja). Akibatnya manusia, gagal mengenal kebenaran, gagal mendengar Firman yang memberi hidup kekal ( Yohanes 2:25).

Yesus mengajak manusia untuk melakukan pekerjaan2 keselamatan, melalui percaya, yaitu percaya kepada-Nya, sebagai Percaya yang benar. Sebab ada juga orang yang percaya, tetapi bisa saja percaya kepada obyek yang salah. Mengapa percaya kepada Yesus, sebab Yesuslah yang memberikan kehidupan yang kekal. Yesuslah makanan yang memelihara kehidupan rohani kita untuk bertahan menghadapi segala persoalan atau pencobaan dari si jahat. Yesuslah roti yang turun dari surga (Firman yang menjadi manusia melalui peristiwa inkarnasi). Melalui kemanusiaan dan kematianNya, manusia mengalami pengampunan dosa, sebab tidak ada jalan lain untuk manusia memperoleh keselamatan. Percaya akan inkarnasi inilah yang mendatangkan keselamatan, meskipun Percaya peristiwa inkarnasi (Logos atau Firman yang menjadi daging), tidak mudah dipahami manusia, tetapi tidak ada jalan lain untuk selamat. Siapa yang percaya bahwa Yesuslah Allah yang menjadi manusia, akan diselamatkan.

Sungut-sungut di dalam ceritera ini mengingatkan kepada Bilangan 11: 4 – 6, umat Israel bersungut-sungut karena manna , akibat sikap kerasukan, umat israel terus mengingat makanan di Mesir yang diperoleh dengan cuma-cuma. Seharusnya kehidupan umat Israel terarah kepada tanah perjanjian, tetapi mereka terus mengingat/terikat kepada Mesir (gambaran dunia ini). Dewa mereka adalah perut mereka. Dosa kerasukan membuat manusia melupakan perkara-perkara rohani. Mereka tersandung, tidak mengerti perkaraperkara kekal. Manusia bisa mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan sediakan, tetapi ingin memperoleh seluruh dunia ini, akhirnya kehilangan nyawanya.

Umat Israel sulit mempercayai Yesus, karena mereka kenal, dia hanyalah anak dari Nazaret, Ibu Bapanya adalah Yosef dan Maria. Mereka tidak bisa mengerti misteri inkarnasi (Yesus turun dari surga menjadi manusia, melalui kandungan Maria). Dialah Firman yang menjadi manusia, supaya menyelamatkan manusia, dan membawa manusia kembali ke surga. Peristiwa inkarnasi Allah juga dirayakan di dalam sakramen perjamuan kudus. Bahwa Yesus memberi kehidupanNya bagi manusia, melalui perayaan perjamuan kudus yang menunjuk kepada kematianNya di Golgota, supaya manusia diselamatkan dan mengalami kekekalan bersamaNya di surga. Manusia untuk sementara ada di dunia, tetapi manusia tidak berasal dari dunia. Akulah jalan, kebenaran dan hidup, kata Yesus. Seorangpun tidak sampai kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Ada beberapa kebenaran penting yang dapat kita boleh simak tentang peristiwa dimana Yesus menyebut dirinya sebagai Roti Hidup :

  1. Orang banyak mengikuti Yesus dengan berbagai motifasi,ada yang mengikuti Yesus karena mau mendengar Firman tetapi ada yang mau mengikuti Yesus karena mau makan Roti,lihat mujizat Yesus...hal ini juga menjadi tantangan bagi kita saat ini,apakah kita ikut Yesus karena ingin lihat mujizat-nya atau ajaran-Nya.?
  2. Kita diminta untuk terus percaya kepada Yesus, sebab Yesuslah yang memberikan kehidupan yang kekal. Yesuslah makanan yang memelihara kehidupan rohani kita untuk bertahan menghadapi segala persoalan atau pencobaan dari si jahat. Yesuslah roti yang turun dari surga (Firman yang menjadi manusia melalui peristiwa inkarnasi). Melalui kemanusiaan dan kematianNya, manusia mengalami pengampunan dosa, sebab tidak ada jalan lain untuk manusia memperoleh keselamatan.
  3. Dosa kerakusan membuat manusia melupakan perkara-perkara rohani. Mereka tersandung, tidak mengerti perkara-perkara kekal. Manusia bisa mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan sediakan, tetapi ingin memperoleh seluruh dunia ini, akhirnya kehilangan nyawanya.
  4. Dialah Firman yang menjadi manusia, supaya menyelamatkan manusia, dan membawa manusia kembali ke surga. Peristiwa inkarnasi Allah juga dirayakan di dalam sakramen perjamuan kudus. Bahwa Yesus memberi kehidupanNya bagi manusia, melalui perayaan perjamuan kudus yang menunjuk kepada kematianNya di Golgota, supaya manusia diselamatkan dan mengalami kekekalan bersamaNya di surga.
Amin.


Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah :



GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama