Ibadah Puasa Yang Baik (Buletin edisi 19 Februari 2023)

IBADAH PUASA YANG BAIK

Zakharia 7 : 1 - 14
oleh: Pdt. Ellen Lazarus, S.Si (Teol)

Saudaraku yang dikasihi Tuhan

Nabi Zakaria hidup se-zaman Hagai, Latar belakang politik, ekonomi dan agama dalam kehidupan kedua Nabi ini sama adanya, seperti yang terlihat berita Zakaria yang pertama, diberikan antara pidato-pidato Hagai yang kedua dan yang ketiga, Nama Zakaria berarti Tuhan mengingat, Nabi bernubuat pada zaman raja Darius Histaspis.

Ayat 1-3. Bagian ini dimulai dengan penjelasan bahwa Firman Tuhan datang kepada Zakaria, tepat pada tahun ke-empat zaman raja Darius. Tahun keempat sekitar tahun 518 SM, bulan kesembilan, kislew, yang dalam penanggalan kalender sekarang, pertengahan November sampai pertengahan Desember. Bethel adalah kota penting bagi orang Israel, bnd kej.12:8;28:10-22; hak.4;5; 1 sam 7:16 dsb. Betel dihancurkan selama pembuangan, namun sebagian orang Israel yang dibebaskan dari Persia kembali kesana, mereka inilah yang kemudian datang untuk melunakkan hati TUHAN dalam arti datang dan meminta petunjuk dari para imam di rumah Tuhan, Allah semesta alam, dan juga kepada nabi.

Ayat 4-7, merespon petunjuk mereka, maka Tuhan semesta alam atau penguasa alam, bersabda kepada Zakharia, Tuhan mempertanyakan praktek Puasa yang mereka lakukan selama bertahun-tahun itu, sebagaimana dalam ayat 5, pertanyaan itu ditujukan kepada rakyat dan para imam, apakah tindakan meratap selama ini yang dilakukan adalah sungguh-sungguh berpuasa kepada Allah? Pertanyaan ini mengandung makna bahwa praktek meratap, puasa yang mereka lakukan itu bersifat manusia, hampa dan tidak berarti, dengan bahasa lain, puasa dan ratapan itu formalitas, tidak sungguh-sungguh, munafik dan hanya memuaskan diri sendiri, pertanyaan dalam ayat 6, Tuhan mempermalukan diri mereka, bahwa waktu mereka adakan perjamuan makan dan puasa adalah egosentris dan merasa diri benar dan merasa puasa dengan diri sendiri. Sedangkan ayat 7 mengandung makna bahwa untuk apa mereka menyusahkan diri dengan sesuatu yang tidak Allah perintahkan? Pada hal mereka tidak mengindahkan apa yang telah Dia minta dari mereka berulangulang, mereka mengutamakan hal formal yang bersumber dari manusia, dan melalaikan apa yang Allah inginkan.

Ayat 9-14, Tuhan minta apa yang harus mereka lakukan, sebagaimana Firman Tuhan kepada Zakaria, laksanakanlah hukum yang benar, ini jelas kritik, bahwa walaupun mereka puasa, meratap tapi dalam praktek, hidup kebenaran itu jauh dari mereka, dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing, bagian ini mematahkan sikap egois, mementingkan diri sendiri, pikir diri sendiri, tidak setia kepada Tuhan maupun sesama, ayat 10 itu larangan bagi mereka, janganlah menindas janda dan anak yatim piatu dan orang asing dan orang miskin, ini representatif dari kaum lemah, tak diperhitungkan, tak berdaya orang seperti ini tidak boleh dipersulit hidup mereka, juga tidak boleh menggunakan mereka demi keuntungan, tetapi juga jangan merancang kejahatan dalam hati, mengandung makna bahwa hati dan hidup di jaga dengan baik, jangan hati kotor, dan penuh kejahatan.

Ternyata apa yang Tuhan inginkan itu, tidak dituruti oleh bangsa itu, sebagaimana penjelasan ayat 11-13 ini, ternyata mereka malas tahu, masa bodoh dengan apa yang Tuhan inginkan. Hati dan pikiran mereka keras atau tertutup untuk menerima pengajaran firman Tuhan yang disampaikan oleh para nabi, hal ini membuat Tuhan menghukum mereka, sebab mereka tidak mendengarkan Tuhan, maka Tuhan juga tidak mendengarkan mereka, artinya saat mereka mengalami kesukaran, Tuhan juga malas tahu dengan mereka. Nabi menggunakan kiasan Aku meniupkan angin badai, artinya Tuhan membiarkan, mengizinkan mereka untuk mengalami penderitaan, penghukuman dan tawanan.

Dalam pergumulan dan tantangan yang kita hadapi, kita tidak boleh lepas dari Tuhan. Lepas dalam arti, kita malas tahu dengan pelayanan, ibadah, dan cuek saja dengan segala hal yang kita alami, juga kita tidak boleh mengandalkan kekuatan dan kehebatan kita semata. Sebab itu beberapa hal yang perlu kita ingat. Pertama, apapun yang kita hadapi, seberapa besar pergumulan kita, kita datang dan minta petunjuk dari Tuhan, kalau rumah tangga kita atau pribadi kita ada pergumulan, per-biasakan datang ke hadapan Tuhan, curahkan isi hati kita, atau bawalah pergumulan-mu dan berbicaralah dengan para hamba Tuhan, se-misal pendeta, tetapi zaman ini, dengan teknologi digital yang luar biasa, orang tidak pernah malu untuk datang kepada facebook dan meminta petunjuk disana, alhasil, yang di dapat adalah konflik, perpecahan dan kehancuran. Kedua, kadang, ada yang formalitas dalam ibadah, yang penting ibadah, supaya orang bilang rajin, orang bilang puasa, ya kita puasa, karena kata orang, meniru dan mengikuti orang lain, maka kita tidak pernah mengalami perubahan dan pembaharuan apapun, yang ada ialah kita kadang cenderung sombong, sok rohani, tampilan agamais, tetapi perilaku kita tidak. Berdoa, beribadah, puasa itu sangat baik dan harus, tetapi bukan formalitas, bukan agar dilihat orang lalu dihormati dan diakui, tetapi yang penting kita lakukan dengan kerendahan hati mengikuti apa yang Tuhan mau, atau inginkan. Perhatian, orang yang rajin ibadah dan puasa yang sifatnya ikut ramai dan formalitas adalah akan marah, tersinggung kalau melihat orang makan dan minum di depan dia saat lagi puasa, cengeng sekali, ini puasa model apa? Sampai paksa rumah makan, warung dan tempat usaha di tutup, bukan itu ibadah dan puasa yang sejati, yang sejati adalah kita hormati dan hargai mereka yang tidak melaksanakannya, sebab tujuan kita bukan untuk menyusahkan orang lain atau mau agar orang hargai kita. Ketiga, ibadah dan puasa yang baik, itu bukan sekedar sebuah teori belaka, tetapi ketika kita mampu untuk hidup dengan baik, menolong dan membantu orang lain, berkata jujur, sopan dan saling menghargai serta menghormati.

Kita bicara dan bertindak yang benar, tidak kong-kali-kong, tidak main baku tipu, tidak juga menindas dan menekan orang lain, kita tidak boleh memanfaatkan orang lain demi kepentingan kita sendiri, kita tidak bicara tipu. Keempat, kita selalu siap dikoreksi, menerima teguran dan didikan Tuhan supaya kita mengalami pertobatan dan pembaharuan hidup, kita taat, setia kepada perintah Tuhan. Tapi kenyataannya banyak juga orang Kristen tidak setia dan taat pada perintah Tuhan, rajin ibadah, suka maki orang, suka fitnah orang, korupsi, perzinahan dan melakukan berbagai tindakan kejahatan lainnya yang merugikan orang lain. Hal seperti itu kadang membuat Tuhan malas tahu dengan kita, dan Dia mengizinkan kita untuk mengalami berbagai hal supaya kita sadar dan bertobat.



Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah :



GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama