PENDERITAAN YESUS ADALAH BUKTI KASIH ALLAH BAGI MANUSIA
Markus 8 : 31 - 33Kutipan: Khotbah BP Sinode
Saudaraku yang dikasihi Tuhan,
Harapan dan cita-cita yang dikejar, dicari oleh setiap orang dalam dunia adalah kebahagiaan, kesejahteraan dan kesenangan hidup. Artinya, tidak ada orang yang merindukan dan mengejar penderitaan sebagai tujuan hidupnya. Bahkan istilah Penderitaan merupakan kata yang menunjuk pada keadaan yang ditakuti, dihindari dan dijauhi setiap orang. Penderitaan selalu dipandang mempunyai nilai yang negatif. Penderitaan dipandang negatif karena berhubungan dengan kenyataan hidup yang buruk, tidak menyenangkan dan merusak keseimbangan hidup, baik lahir maupun batin. Dibalik kondisi atau keadaan yang tidak menyenangkan ini, haruslah diakui bahwa penderitaan adalah keadaan yang tidak dapat dipisahkan, dihindari dalam kehidupan setiap orang. Artinya, sadar atau tidak, suka atau tidak, setiap orang pasti mengalami serta merasakan penderitaan. Dalam hubungan dengan persoalan penderitaan manusia, maka ada dua pandangan tentang arti dan makna penderitaan. Pertama, pandangan yang tidak berdasarkan pada iman kepada Yesus Kristus. Pandangan ini mengartikan dan memaknai penderitaan secara negatif, yakni tidak punya arti dan makna samasekali dalam kehidupan manusia. Kedua, pandangan yang berpusat pada Yesus Kristus. Pandangan ini mengartikan dan memaknai penderitaan secara positif, walaupun penderitaan itu tidak menyenangkan. Pandangan ini didasarkan pada teladan dan makna penderitaan Yesus. Untuk menegaskan arti dan makna penderitaan, maka kita bertanya: “Mengapa Orang Percaya Harus Menderita?, Mengapa Penderitaan Mempunyai Arti Dan Makna Bagi Orang Percaya?” Alkitab memberi kesaksian bahwa panggilan untuk menderita bukan kemauan dalam diri orang percaya, tetapi merupakan panggilan untuk mengikuti teladan Yesus Kristus yang telah menderita sengsara, mati, dan bangkit. Jadi penderitaan Yesus bukan tanda kekalahan, melainkan tanda kemenangan. Penderitaan Yesus adalah bukti kasih-Nya menebus dosa manusia dan merintis jalan keselamatan. Penderitaan Yesus adalah teladan bagi orang percaya. Yesus Kristus rela turun dari sorga menderita dan mati untuk menebus dosa manusia. Dengan demikian, orang percaya terpanggil untuk mengikuti jejak Yesus dalam hal penderitaan. Syarat bagi penderitaan orang percaya adalah karena kebenaran Injil, kebenaran Allah, karena nama Yesus. Bukan karena mencuri, melakukan segala kejahatan, menipu, dan praktek ketidakadilan. Karena itu, penderitaan orang percaya bukan tanda kekalahan atau nasib buruk. Penderitaan orang percaya adalah tanda kasih karunia Allah, sebagai pertanggungjawaban iman kepada Yesus yang telah lebih dahulu menderita sengsara bagi manusia. Kebenaran ini nyata dalam kesaksian Alkitab, Filipi 1:29.” kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia”. Demikian juga dalam 1 Petrus 2:19-20 “adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya”. Inilah yang harus dihayati dan dimaknai dalam kehidupan kita sebagai orang percaya di minggu sengsara Tuhan kita Yesus yang ketiga.
Ayat 31, Yesus telah mengetahui bahwa semua yang dinubuatkan oleh para nabi akan digenapi. Yesus akan ditangkap dan diserahkan kepada bangsabangsa yang tidak mengenal Allah seperti disaksikan ayat 32.
Ayat 32, Berisi nubuat para nabi atau segala sesuatu yang ditulis para nabi, bahwa Yesus akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (bangsa-bangsa/orang-orang kafir). Apa yang dilakukan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah terhadap Yesus? Pertama, Yesus diolok-olokkan (diejek, direndahkan), Kedua, Yesus dihina (direndahkan kedudukan dan martabat-Nya sebagai Anak Allah), dan Ketiga, Yesus diludahi (dihina, direndahkan, di ejek). Apa arti keterlibatan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dalam penangkapan dan pembunuhan Yesus? Yang perlu dipahami ialah jalan hidup Yesus di dalam dunia adalah jalan yang dipilih secara sadar untuk memenuhi rancangan Allah Bapa. Jadi baik atau buruk, Yesus harus menjalaninya sesuai kehendak Allah Bapa untuk mewujudkan rencana penyelamatan-Nya bagi manusia. Dengan demikian, arti keterlibatan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dalam penangkapan dan pembunuhan Yesus, sesungguhnya tidak punya arti apapun. Tidak ada pembenaran tentang posisi mereka dalam karya Allah, sebab mereka tidak mengenal Allah. Tetapi mengapa mereka disebut dalam kesaksian ini? Mereka diperkenankan Allah hanya sebagai jalan untuk mencapai atau mewujudkan tujuan Allah. Artinya, dengan sikap mereka, kesembongan, dan keangkuhan mereka, Allah pakai sebagai alat untuk menyatakan rencana-Nya.
Mereka tidak punya prestasi yang dihargai dalam proses keselamatan Allah. Hal ini dimaksudkan supaya pada waktunya mereka sadar bahwa mereka adalah pemberontak tehadap kasih suci Allah melalui tindakan penangkapan dan pembunuhan atas diri Yesus. Supaya kemudian mereka sadar bahwa olokolokkan, penghinaan dan tindakan meludahi Yesus adalah sikap dan tindakan merendahkan Yesus sebagai Anak Allah. Inilah jalan yang tidak dapat dipahami oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Ayat 33, Berisi nubuat para nabi tentang perlakuan yang sama sebagai kelanjutan dari nubuat dalam ayat 32, yaitu mereka menyesah dan membunuh Yesus, tetapi Allah Bapa membangkitkan Dia pada hari yang ketiga. Ayat ini memberitakan kepada manusia dan dunia tiga hal: Pertama, bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, itu yang menyebabkan mereka menyesah dan membunuh Yesus. Kedua, pada hari ketiga Allah membangkitan Dia dari antara orang mati. Itu berarti Yesus sungguh-sungguh Anak Allah yang hidup, Dia tidak mati selamanya. kebangkitan-Nya menyadarkan bangsa-bangsa yang tidak mengenal-Nya untuk kehidupan yang baru, percaya dan mengenal-Nya. Ketiga, kebangkitan-Nya membuktikan, Ia adalah Anak Allah bagi orang hidup dan orang mati. Maka orang yang percaya kepada-Nya, walaupun sudah mati, dibangkitkan untuk hidup dalam kerajaan-Nya.
Ayat 34, Berisi kebenaran tulisan para nabi yang pasti terjadi, tapi bangsabangsa yang tidak mengenal Allah “sama sekali tidak mengerti” semua yang ditulis. semua yang dikatakan itu tidak dimengerti, maknanya tersembunyi bagi mereka. Artinya, mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan. Mengapa mereka tidak mengerti perkataan para nabi? Karena mereka tidak mengenal Allah, karena itu mereka tidak memiliki pengetahuan dan hikmat Allah yang menuntun mereka untuk mengetahui kebenaran yang tertulis.
- Jalan penderitaan adalah jalan yang kontras, bertentangan dengan pemikiran manusia duniawi. Tetapi Allah mengunakannya sebagai jalan untuk menggenapi rencana penyelamatan-Nya. Melalui jalan penderitaan, keselamatan Allah masuk ke dalam dunia dan dinyatakan secara sempurna oleh Yesus Kristus. Dengan begitu, setiap orang yang percaya dan mengakui Yesus Kristus sebagai jurus’lamat, harus bersedia menderita. Penderitaan adalah ciri dan pola hidup orang percaya sebagai ungkapan iman yang nyata mengikuti teladan penderitaan Kristus. (2) Karena itu, Jangan menderita karena berbuat jahat, karena mementingkan diri sendiri, karena dengki, membunuh, mencuri, dan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran Allah. Jangan kita artikan penderitaan karena berbuat jahat, sama dengan penderitaan karena melakukan kebenaran yang dikehendaki Allah dalam hidup kita. Penderitaan dan Kebenaran Allah jangan dijadikan sebagai pembenaran terhadap penderitaan dan kesalahan kita.
- Yesus mengalami penderitaan karena dosa-dosa kita. Yesus dijadikan orang berdosa menggantikan posisi kita. Yesus diolok-olokkan, Yesus dihina, Yesus diludahi karena dosa menutup mata, kesadaran, dan pikiran kita terhadap Yesus dan kebenaran-Nya. Oleh karena itu, kita dituntut membarui hidup, iman, dan kasih kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Kita membutuhkan “pertobatan”, yaitu pembaruan hidup, kesadaran hidup, yang menyeluruh (holistik) dalam hidup.
- Perbuatan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, mengingatkan kita hari ini agar tidak mengulangi perbuatan mereka, sehingga kita menghianati Yesus dan kebenaran-Nya. Karena kita sudah menerima pembenaran Allah yang menyelamatkan kita, maka iman kepada Yesus dan kebenaran-Nya harus menjadi kekuatan rohani yang menuntun kita melakukan perintah-Nya dalam hidup pribadi, keluarga dan persekutuan.
- Penderitaan Yesus adalah bukti kasih-Nya kepada kita. Karena itu, menderita karena Yesus dan kebenaran-Nya, adalah tanda hidup seorang murid Yesus. Penderitaan karena nama Yesus dan kebenaran-Nya adalah kesaksian iman kita di hadapan orang, supaya Allah Bapa dimuliakan.
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah :