Engkau Tidak Mempunyai Kuasa Apapun Terhadap Aku (Buletin Edisi 2 April 2023)

ENGKAU TIDAK MEMPUNYAI KUASA APAPUN TERHADAP AKU

Yohanes 19 : 1 - 16a
Sumber: Pegangan Pelayanan Ibadah Sinode GKI di Tanah Papua

Saudaraku yang dikasihi Tuhan..

Injil Yohanes adalah salah satu kitab yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru. Kitab ini masuk dalam rangkaian injil Kanonik (sesuai hukum gereja), memiliki gaya dan struktur yang membuatnya unik dan berbeda dengan ketiga injil yang lain, (Injil Matius, Markus dan Lukas). Meskipun begitu injil Yohanes tetap memuat wawasan peristiwa yang sama dengan ketiga injil yang lain. Injil Yohanes menekankan tentang keilahian Yesus Kristus, Anak Allah. Dan tidak ada injil lain yang menekankan sifat kemanusiawian Yesus sekaligus keilahian-Nya dengan tegas dan jelas selain injil Yohanes. Waktu penulisan injil Yohanes sekitar tahun 40-140 M, tidak disebutkan siapa yang menulis kitab ini tetapi Yohanes anak Zebedeus adalah orang yang diperkirakan menulis injil Yohanes.

Injil Yohanes ditujukan kepada kelompok pembaca yang menyendiri, dari cabang persekutuan umat purba yang kepercayaannya berpusat pada Yesus dan murid-murid-Nya. Bahasa yang digunakan oleh kelompok pembaca ini adalah bahasa Yunani. Oleh sebab itu penulis menterjemahkan beberapa istilah Yahudi ke dalam bahasa Yunani, (misalnya: Mesias, Rabuni, Rabi dll). Maksud injil ini ditulis untuk melawan pemikiran filsafat Gnostikisme (Pengetahuan di luar Alkitab). Tujuan tulisan Injil Yohanes dalam Yohanes 20:31 yaitu Supaya kamu percaya bahwa Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Yang kedua Supaya terus percaya meskipun ada ajaran Palsu.

"Engkau Tidak Mempunyai Kuasa Apapun Terhadap Aku” adalah tema renungan yang mengantar kita untuk belajar bersama dalam mengakhiri minggu sengsara Tuhan Yesus yang ke-7 dari 6 minggu sengsara yang telah kita lewati. Kata-kata ini adalah ucapan Yesus dalam injil Yohanes ayat 11 ketika Pilatus berusaha meyakinkan Yesus bahwa oleh Kuasanya ia sanggup membebaskan Yesus dari hukuman mati. Tetapi apa kata Yesus” engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap aku jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Jadi kuasa yang di miliki oleh Pilatus adalah Kuasa yang terbatas, sedangkan Kuasa yang dimaksudkan Yesus yang berasal dari Bapa-Nya adalah Kuasa yang tidak terbatas dan Ia adalah Sumber dari Kuasa Itu. Selanjutnya kita perhatikan penjelasan dari ayat demi ayat sebagai berikut :

Ayat 1-3, (di dalam gedung) Disini Yohanes menekankan unsur-unsur penghinaan yang menyuarahkan sifat kerajaan, yang benar-benar dimiliki oleh Yesus tetapi dalam tingkat yang lain, seperti unsur-unsur “makota, jubah kerajaan dan salam sebagai Raja”. Disini Yohanes menjelaskan bahwa Ia yang dihina sebagai seorang Raja justru Dialah Raja sejati. Kenyataan inilah yang ditekakkan oleh Yohanes dan merupakan suatu ironi yang berpusat pada teologi dan struktur dalam ruang pengadilan dihadapan Pilatus.

Ayat 4-8 (di luar gedung), Pernyataan Pilatus tentang ketidaksalahan Yesus, dalam hal ini Pilatus mengungkapkan pendapatnya dua kali. “Aku tidak mendapatkan kesalahan apapun pada-Nya (ayat 4,6 ). Ayat 6 Ambilkanlah Dia dan salibkanlah Dia. Bukanlah suatu keputusan ataupun ijin yang diberikan kepada para penggugat. Pernyataan Pilatus mungkin dapat dirumuskan demikian. Lakukanlah apa yang kamu inginkan, tetapi hal itu atas kehendak dan tanggung jawabmu sendiri. Apa yang kamu lakukan atas orang ini di luar tanggung jawabku” Jawaban terhadap tantangan ini mengungkapkan alasan kebencian para penjahat setempat yang sesungguhnya. Menurut hukum itu Ia harus mati, sebab ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah (ayat 7) . Orang-orang Roma terlibat dalam pengadilan karena tuduhan palsu mereka bahwa Yesus sebagai Raja yang menyaingi Kaisar, Sementara orang Yahudi terlibat karena tuduhan mereka bahwa Yesus bertindak sebagai Anak Allah satu-satunya.

Ayat 9-11, (didalam gedung), Dialog kedua, Reaksi Pilatus terhadap pembicaraan mengenai Yesus sebagai Anak Allah mengingatkan ketakutan dan Kekaguman. Peningkatan ini terjadi pertama karena diamnya Yesus (ayat 9 ) dan kemudian, karena jawaban dari seseorang yang yakin akan dirinnya tidak bersalah dan kekwatiran akan nasibnya (ayat 11).

Ayat 12- 16 (diluar gedung), Akhirnya keputusan dipaksakan Pilatus dengan kembali pada tuduhan politis: Setiap orang yang menganggap dirinya Raja,ia melawan kaisar (ayat 12). Tuduhan itu sangat menentukan. Adegan terakhir berpindah dari luar ke dalam Gabatha (suatu kursi pengadilan yang terbuat dari batu besar). Dialog antara Pilatus dan orang banyak bernada rajawi dan ironis: Inilah rajamu. Haruskah aku menyalibkan rajamu? (ayat 14-15). Di belakang pernyataan ini muncul pengakuan dari para imam kepala: Kami tidak mempunyai raja selain Kaisar (ayat 15). Sesunguhnya pengakuan mereka ini adalah hujatan, karena dengan pengakuan seperti itu mereka melawan dogma religius bahwa Yahwe dan hanya Yahwelah Raja. Yohanes mengatakan bahwa mereka yang membuang Yesus tidak dapat menyebut Bapa-Nya sebagai Raja. Pilatus tunduk pada tekanan politik dan menyerahkan Yesus. Hari itu adalah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas (ayat 14). Sebagai Anak Domba Allah, Ia dihukum mati (1 :29,36),siap untuk di kurbankan. Yang sama bertanggung jawab atas kematian Yesus: adalah Yudas, seorang murid; Pilatus, seorang Roma, dan Para Pembesar Yahudi di Yerusalem.

Melalui refleksi firman ini kita di ingatkan untuk :

  1. Penghinaan oleh Pilatus kepada Yesus adalah Penghinaan terhadap seorang Raja,yang tidak disadarinya bahwa Yesus adalah seorang Raja,hal mengingatkan kepada kita untuk tidak mudah menghina dan merendahkan status dan martabat siapapun sesama kita.
  2. Pilatus mencoba mencuci tangan dari penghinaan yang dilakukan kepada Yesus sebagai raja,dengan mencoba agar mendapat simpati dari rakyat,hal ini mengajarkan kita untuk berlaku jujur dan adil tidak menyebarkan kabar bohong palsu yang menyesatkan orang.
  3. Allah di dalam Yesus adalah Tuhan yang empunya kuasa di Sorga dan di bumi,Ia dapat melakukan apa saja menurut kuasa dan kehendaknya untuk sebuah maksud baik bagi banyak orang melalui kematian yang dialami oleh Anak-Nya. Hal tersebut juga dapat kita lakukan dengan kuasa yang diberikan oleh Allah kepada kita untuk maksud yang mulia, dengan tidak membelokkan kebenaran dari kuasa yang kita miliki untuk kepentingan diri dan kelompok.
  4. Yudas, Pilatus, Orang Roma, Para Pembesar Yahudi dan Semua kita bisa menjadi orang yang juga terlibat dalam menyalibkan Yesus, kalau kita tidak berhati-hati menggunakan kuasa, hikmat dan anugerah yang Tuhan beri kepada kita untuk sebuah kebaikan.


Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah :



GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama