KRISTUS DAN JEMAAT BERHARGA BAGI ALLAH
1 Petrus 2:2Kutipan: Khotbah BP Sinode
Saudaraku yang dikasihi Tuhan,
Perikop pembacaan Alkitab kita pada Minggu ini adalah “Kristus dan Jemaat Berharga bagi Allah. Kata Harga menunjuk pada Nilai atau Kualitas suatu benda atau Barang. Semakin Tinggi harga suatu benda bergantung dari kualitas dan Nilai yang terkandung didalam benda tersebut. Supaya Jemaat dapat berharga di hadapan Tuhan maka jemaat harus memiliki nilai yang terkandung dalam diri Pribadi-pribadi yang membentuk suatu jemaat.
Nilai seperti apa yang olehnya kita dapat berharga dimata Allah? ”Nilai utama adalah Kudus” dalam bahasa Ibrani qados” memiliki arti terpisah dan tidak tercampur dari yang lain. Untuk mencapai kekudusan maka orang harus mengalami “Metanoia”, bertobat dalam bahasa Yunani artinya orang tersebut berbalik 180 derajat dari kehidupan lama kepada kehidupan baru. Itu sebabnya dalam Surat I Petrus 2 pada ayat 2, Petrus menuliskan bahwa kita seperti seorang bayi yang baru Lahir, yang membutuhkan air susu dan menunjuk pada kepolosan dari seorang bayi. Pada ayat 1 dikatakan; “Karena itu buanglah Segala Kejahatan, Segala Tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.” sehingga kita menjadi berharga di mata Allah. Bagi Kristus Ia adalah anak Allah yang sempurna dan Kudus dimata Allah sehingga Ia layak dan berharga bagi Allah untuk menebus Manusia, dan Kita juga berharga bagi Allah sehingga kita ditebus oleh Kristus.
Dari Ayat 2-3, Satu ciri khas dari semua anak adalah mereka ingin bertumbuh dewasa, menjadi seperti kakak atau orang tua mereka. Pada saat kita dilahirkan kembali, kita menjadi bayi-bayi rohani. Jika kita sehat, kita ingin untuk bertumbuh, betapa menyedihkan bahwa sebagian orang tidak pernah bertumbuh dewasa. Untuk bayi kebutuhan akan susu adalah naluri alami, dan ini menandakan keinginan akan makanan yang membawa pertumbuhan. Demikian kita melihat kebutuhan kita akan Firman Allah dan mulai mencari makanan didalam Kristus, selera makan rohani kita meningkat maka kita akan menjadi dewasa.
Pada ayat 4, dimana Ketika Petrus menggambarkan gereja sebagai Bait rohani Allah, Petrus mengambil beberapa nats PL yang dikenal oleh pembaca Yahudi (Mazmur 118:22, Yesaya 8:14; 28:16), Para Pembaca Surat Petrus tentu mengetahui bahwa batu yang hidup itu adalah Israel, lalu Petrus memakai gambaran tentang ‘batu penjuru” untuk Kristus. Sekali lagi Petrus menunjukkan bahwa gereja tidak membatalkan warisan Yahudi tetapi menggenapinya. Petrus menggambarkan gereja sebagai rumah rohani yang hidup, dengan Kristus sebagai Fondasinya dan batu penjuru dan setiap orang percaya sebagai batu. Paulus menggambarkan gereja sebagai tubuh, dengan Kristus sebagai kepala dan setiap orang percaya sebagai anggota (Ef 4:15-16). Kedua gambaran itu menunjukkan komunitas umat Allah, yang menggambarkan Satu batu bukanlah sebuah bait bahkan tembok sekalipun, satu bagian tubuh tak berguna tanpa yang lainnya.
Ayat 5 Petrus berbicara tentang Persembahan Rohani. Apakah yang kita persembahkan kepada Allah apakah seperti dalam PL kita mempersembahkan Kurban hewan diatas mezbah (altar)? Persembahan Kurban adalah Peting tetapi jauh lebih penting adalah persembahkan hati yang taat kepada Allah jauh lebih penting.
Ketika Petrus bicara tentang Kristus sebagai batu penjuru, Ia ingat akan pengakuannya kepada Yesus” Engkau adalah Mesias Anak Allah yang hidup.” Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Matius 16:16,18). Batu apakah yang benar-benar penting dalam pembangunan gereja ? Petrus menjawab Kristus Sendiri.
Pada zaman Perjanjian Lama orang tidak datang secara langsung kepada Allah, tetapi melalui para Imam, namun dalam Perjanjian Baru setelah kemenangan Kristus di Kayu Salib, pola itu berubah. Sekarang kita bisa datang kepada Allah tanpa takut dan kita juga diberi tanggung jawab untuk membawa orang lain kepada-Nya. Ketika kita bersatu dengan Kristus sebagai anggota tubuhnya kita ikut dalam karyanya keimanan-Nya yaitu mendamaikan manusia dengan Allah.
Petrus juga memyinggung tentang orang-orang yang kerap mendasarkan konsep diri mereka pada prestasi dan prestise mereka, sehingga hubungan atar mereka menjadi renggang dan tak harmonis. Namun hubungan kita dengan Kristus jauh lebih penting dari pada pekerjaan, keberhasilan, kekayaan atau pengetahuan kita. Allah telah memilih kita untuk menjadi miliknya sendiri. Dipanggil untuk memberitakan dia kepada orang lain.
Saudara/i yang dikasihi Tuhan,Kita bukan lagi bayi-bayi yang membutuhkan Air susu, tetapi kita telah menjadi dewasa dan melihat kebutuhan kita akan Firman Allah dan mulai mencari makanan di dalam Kristus, selera makan rohani kita meningkat maka kita akan menjadi Dewasa. Pertanyaan kita selanjutnya adalah seberapa kuat kerinduan saudara akan Firman.
Rasul Petrus bicara Kesatuan tubuh Kristus itu batu, dalam membangun Bait Allah, dan Paulus melihat Kesatuan sebagai Tubuh dan Kristus sebagai kepala dan kita sebagai anggota. Dalam masyarakat kita yang individualistis, mudah untuk melupakan saling ketergantungan kita pada orang-orang Kristen lainnya. Ingatlah ketika Allah Panggil Saudara untuk suatu tugas, ingatlah juga bahwa Allah ada memanggil orang lain untuk bekerja bersama anda. Jika bekerja bersama maka usaha individu anda akan berlipat.
Ingat bahwa saudara menjadi berarti karena saudara adalah satu diantara anak-anak Allah. bukan karena apa yang kita capai, Kita memiliki arti karena apa yang Allah Lakukan, bukan kerana apa yang kita lakukan. Amin.
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah :