Kebenaran Yang Sejati

KEBENARAN YANG SEJATI

Filipi 3:10-12
Kutipan Khotbah BP Sinode

Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

Hari minggu 14 Mei kita sudah ada pada hari ke-134, minggu ke-20, minggu Paskah Tuhan Yesus yang ke-6 dalam tahun 2023, mari setiap pelayan firman memperhatikan fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif dengan dasar Firman Tuhan dari Filipi 3:10-12 untuk terus menggelorakan kebenaran yang sejati merupakan bagian dari pembaruan atas yang tidak sejati. Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di FIlipi, ditulis ketika ia berada dalam penjara di Roma. Pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Rasul Paulus dianggap mengganggu ketertiban kota dan menganjurkan kebiasaan yang menurut pendakwa tidak halal bagi orang Romawi untuk menerima dan mempraktekkan-nya. Sekalipun terpenjara namun Rasul Paulus menunjukkan bahwa Injil yang diberitakannya tidak pernah dapat dipenjarakan. Kebenaran sejati, yang disampaikan dalam Injil, tidak pernah dapat dipenjarakan dan tidak pernah memenjarakan manusia (Filipi 3 : 1b -15).

Rasul Paulus menyampaikan itu dengan berani, sekalipun ia berada dalam penjara, karena ia sendiri mengalaminya. Ia mengalami bagaimana sesungguhnya sesudah menerima Injil ia sungguh-sungguh mengalami kemerdekaan dan akan terus merdeka sampai menerima panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Ia mengalami dan membuktikan bahwa Injil membebaskan orang dari kesempurnaan palsu dan membawa orang pada Kebenaran Sejati. Hanya Injil yang memberikan kesempurnaan sejati karena hanya Injil yang mengandung Kebenaran Sejati, yaitu kebenaran karena kepercayaan pada Kristus yang akan bangkit dari antara orang mati. Itulah sebabnya sekalipun Rasul Paulus terpenjara, ia tetap berpegang pada kebenaran sejati, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita adalah sang kebenaran sejati itu; dan tetap menegaskannya kepada khususnya orang-orang yang sudah menerima Injil agar tidak goyah.

Ayat 10, Setelah ditangkap oleh Allah dalam Kristus, Paulus menganggap rugi segala sesuatu yang pernah diandalkannya, kini ia memiliki keinginan atau kehendak yang baru, yaitu mengenal Yesus : Penderitaan-Nya, kematian-Nya dan kuasa kebangkitan-Nya. Rasul Paulus tidak berpuas diri dengan kenyataan dia sudah memperoleh anugerah Allah, dibenarkan, diampuni dosanya di dalam Yesus Kristus. Rasul Paulus menghendaki agar dirinya secara pribadi dapat lebih mengenal Yesus. Rasul Paulus menggambarkan dengan jelas bahwa dibenarkan Allah dalam Yesus adalah inisiatif dari Allah tetapi untuk lebih

mengenal Yesus harus menjadi inisiatif manusia yang dibenarkan. Pembenaran oleh Tuhan harus ditanggapi dengan kerinduan hati mengenal Yesus secara benar dan utuh. Karena itu dalam kerinduan mengenal Yesus, Rasul Paulus hendak mengenal Dia bukan hanya dari kuasa kebangkitan-Nya yang mengalahkan dosa dan maut, tetapi juga mengenal Yesus dalam persekutuan dengan penderitaan-Nya dan Kematian-Nya. Kerinduan Rasul

Paulus untuk mengenal Yesus hendak dicapai bukan melalui kajian teologi atau teori tentang Tuhan, melainkan melalui pengalaman hidup sehari-hari sebab pengenalan yang hendak dicapai disini berkaitan dengan kuasa (dinamis) Yesus dan persekutuan (koinonia) dengan Yesus. Kuasa Yesus tidak dapat dilihat dan dirasakan melalui teori tetapi melalui pengalaman sehari-hari bersama Yesus. Demikian juga dengan persekutuan dalam penderitaan-Nya, tidak dapat dibuktikan melalui perjanjian tertulis atau bahwa ucapan bersedia menderita; tetapi dibuktikan melalui tindakan hidup dalam pengalaman sehari-hari.

Ayat 11, Target dari kehendak atau cita-cita yang baru dari Rasul Paulus adalah beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Target hidup kekal adalah target yang dicapai setelah memperoleh dan mengenal Kristus secara benar.

Ayat 12, Rasul Paulus tidak pernah merasa telah mencapai tujuan dan juga tidak pernah merasa sudah sempurna tetapi berjuang segenap hati untuk menangkap cita-citanya dengan modal sudah ditangkap oleh Kristus Yesus. Kebenaran sejati akan menjadi bagian manusia kalau Yesus sudah menangkap manusia. Rasul Paulus menyadari bahwa anugerah Tuhan selalu mendahului kemauan baik manusia. Bukan manusia yang tangkap Tuhan tetapi Tuhan yang tangkap manusia.

Dapat dikatakan apa yang dikehendaki oleh Rasul Paulus di atas merupaka ciri-ciri dari orang yang sudah memperoleh dan mengerti kebenaran sejati.

  • Kebenaran Sejati adalah memperoleh Kristus, Mengenal Dia dan Mengikuti-Nya dengan setia.
  • Kebenaran sejati bukan soal teori tentang Tuhan tetapi pengalaman tentang Tuhan dalam hidup sehari-hari.
  • Kebenaran sejati mengubahkan manusia dari dalam; mengubahkan pola pikir, mengubahkan kehendak atau cita-cita, mengubahkan standard hidup dan pasti mengubahkan pola hidup manusia
  • Kebenaran sejati bukan kata-kata yang benar tapi perbuatan yang benar
  • Kebenaran sejati membuat orang yang memilikinya mengalami sukacita yang benar, sukacita bukan karena hal-hal lahiriah tetapi sukacita karena hadiah sorgawi.
  • Kebenaran sejati menyanggupkan orang mengambil bagian dalam penderitaan Kristus di tengah pengalaman hidup sehari- hari dan mengalami kuasa kebangkitan Yesus tiap-tiap hari.
  • Kebenaran sejati menuntun setiap orang sampai pada akhirnya bangkit dari antara orang mati dan masuk dalam hidup kekal bersama Yesus Tuhan kita.


Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah :



GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama