Kasih Allah | Buletin Edisi 11 Juni 2023

Khotbah BP Sinode GKITP

Hosea 11 : 1 - 11 Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

Hari minggu 11 Juni kita sudah berada pada hari ke-162, minggu ke-24 dalam minggu-minggu Trinitas, kita tetap memberikan perhatian pada fokus pelayanan Pembaharuan GKI triwulan kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif yang terus dihidupkan dengan kasih Allah berdasarkan Hosea 11:1-11.

Kasih Allah kepada umat-Nya tak dapat dibandingkan dengan apapun. Yohanes menyebut kasih Allah itu “begitu besar” (3:16). Karena itu, se-jahat apapun manusia dan umat Allah secara khusus, tidak melunturkan kasih Allah. Sekalipun Israel membelakangi Allah dan menyembah ilah lain Allah tetap setia menjaga umat-Nya. Sekalipun demikian, kasih Allah sedemikian besar itu tidak ditentukan secara objektif oleh kejahatan bahkan kebaikan manusia sekalipun. Allah mengasihi karena memang pada hakikatnya Allah itu adalah kasih. Maka sekalipun Allah marah atas sikap umat-Nya yang tidak menyembah-Nya, namun kasih Allah itu selalu ada. Perhatikan pernyataan ini: “Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku; belas kasihan-Ku bangkit serentak” (Hosea 11:10). Kasih Allah yang tak terhingga inilah yang akan didalami pada bagian berikut ini.

Ayat 1-7: Kedegilan Orang Israel, Sekalipun Allah telah membentuk Israel menjadi umat-Nya, namun mereka tetap umat yang tidak taat dan setia menyemah Allah. Sejak awal keberadaan Israel, Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada mereka. “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-ku itu” (ayat 1). ini menunjukkan sejak awal keberadaan Israel Allah mengasihi mereka, dan ketika mereka menjadi budak di Mesir, Allah membebaskannya, karena mereka adalah anak-Nya. Kasih Allah ini tidak membuat umat-Nya itu betah bersama Allah, tetapi “makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku” (ayat 2). Dikasihi dan dipanggil, tetapi makin jauh pergi meninggalkan Allah, itulah kedegilan orang Israel. Mereka tidak menanggapi secara wajar kasih dan kebajikan Allah yang setia memelihara, menuntun, dan menyediakan segala yang dibutuhkan. Mereka merasa aman jauh dari Allah, betah membelakangi Allah dan menyembah baal, dewa kesuburan itu; Mereka tidak lagi memuliakan Allah, berhenti meninggikan nama-Nya. Bagaimana sikap Allah terhadap kedegilan umat- Nya? Apakah Allah meninggalkan mereka?

Ayat 8-11:Kasih Allah yang Menyelamatkan, Kedegilan umat Israel itu tidak dibalas dengan hukuman sekalipun murka Allah menyala-nyala atas umat-Nya. “Masakan Aku membiarkan engkau hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel? Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuang engkau seperti Zeboim? Allah tidak membiarkan dan membuang umat-Nya. Sebab, “hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak” (ayat 8). Kedegilan Israel tidak menghalangi kasih Allah bagi umat-Nya, sebab kasih Allah itu tidak tergantung pada Israel, melainkan pada hati dan belas kasihan Allah sendiri. Oleh kasih-Nya Allah menyelamatkan umat-Nya dan “mereka akan mengikuti Tuhan” (ayat 10); dan Tuhan menyelamatkan mereka dengan “menempatkan mereka lagi di rumah-rumah mereka” (ayat 11). Bagian ini diakhiri dengan pernyataan: “demikian firman Tuhan”! ini bukan sekedar menutup sebuah kalimat, melainkan menegaskan bahwa semua yang disampaikan itu adalah firman Tuhan dan pasti akan digenapi seperti apa yang difirmankan.

Keberadaan sebagai umat Allah seharusnya tercermin dalam relasi dengan Allah, yaitu hidup dekat dan menyembah Allah. Hal yang demikian acapkali tidak terjadi sebagaimana ditulis dalam Hose 11: 1-11. Kondisi umat Allah seperti ini tentu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada ilah lain, di luar Tuhan, yang memikat. Umat Israel misalnya terpikat kepada Baal, dewa kesuburan, sehingga mereka pun mempersembahkan korban kepada dewa tersebut. Dalam konteks kehidupan kita hari ini kondisinya tidak jauh berbeda. Secara terang-terangan atau secara tersembunyi ada yang mengandalkan kuasa lain di luar Tuhan Yesus, Acap kali orang Kristen melakukannya, entah itu terkait dengan kepentingan kesehatan, ekonomi, budaya maupun politik. Apakah ini menghalangi kasih Allah kepada Kita?

Pelajaran dari Hosea 11: 1-3 mencatat bahwa kedegilan umat Allah tidak menghalangi kasih Allah kepada mereka. Tapi bukan karena mereka jahat Allah mengasihi, melainkan karena hati dan belas kasihan Allah. Tetapi kasih Allah ini harus direspons dengan bertobat dan meninggalkan cara hidup yang membelakangi dan menjauhi Allah, dan mengikuti Tuhan serta menyembah-Nya.

Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama