Pembaruan Yang Dikehendaki Tuhan

Khotbah BP Sinode GKITP
2 Tawarikh 15 : 1 - 19

Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif, dan hari ini merupakan bulan ke-3 dalam triwulan ke-2, semua yang disiapkan perlu diterangi oleh firman Tuhan dari 2Tawarikh 15:1-19. Karena pembaruan yang sejalan dengan Tuhan adalah pembaruan yang dikehendaki Tuhan. Dalam kondisi sosial yang tidak aman sudah dapat dipastikan bahwa yang terganggu bukan saja relasi antara kelompok masyarakat yang ter dampak, melainkan juga kehidupan beragama pun tergoncang dan penyembahan kepada Allah mengalami distorsi. Keadaan ini dijelaskan demikian. “Lama sekali Israel tanpa Allah yang benar, tanpa ajaran dari pada imam dan tanpa hukum” (ayat 3). Dan ini disebabkan oleh kekacauan dalam masyarakat, sebab “pada waktu itu tidak dapat orang pergi dan pulang dengan selamat, karena terdapat kekacauan yang besar di antara segenap penduduk daerah-daerah” (ayat 5). Dalam situasi yang demikianlah Asa, raya ketiga Yehuda (1 Raj 15:9-24) melakukan pembauran dalam kehidupan agama untuk mengembalikan penyembahan kepada Tuhan.

Ayat 1-7, Dorongan atas Pembaruan, Upaya membarui kehidupan sebagai umat Allah yang dilakukan oleh raja Asa bagi orang Yehuda, didorong oleh Azarya yang dipenuhi Roh Allah (ayat 1) dan menyampaikan sebuah nasihat mengenai hubungan dengan Allah. Azarya dipakai Allah untuk menyatakan kehendak-Nya, dan ini patut diperhatikan. “Dengarlah kepadaku, Asa dan seluruh Yehuda dan Benyamin! Tuhan beserta dengan kamu apabila kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya.” (ayat 2). Pernyataan ini mengingatkan kondisi hubungan Israel dengan Tuhan yang berjalan tidak sebagaimana mestinya, karena “Lama sekali orang Israel tanpa Allah yang benar, tanpa ajaran dari pada imam dan tanpa hukum” (ayat 3). Ketika Israel hidup tanpa Allah yang benar dan tanpa ajaran imam, maka hal ini berdampak pada kondisi sosial politik yang tidak stabil. “Bangsa menghancurkan bangsa, kota menghancurkan kota, karena Allah mengacaukan mereka dengan berbagai-bagai kesesakan” (ayat 6). Bila hubungan dengan Tuhan tidak dipulihkan, dan mereka tetap saja meninggalkan Tuhan, maka Tuhan pun akan meninggalkan umat Israel. Sebagai pemimpin umat, Asa tidak boleh lemah menghadap kondisi tersebut. Dia dinasihati: “Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu” (ayat 7). Langkah-langkah pembaruan harus dilakukan, agar hubungan dengan Tuhan dipulihkan.

Ayat 8-16, Tindakan Pembaruan Asa dan Respons Umat, Termotivasi oleh pernyataan Azarya, Asa “menguatkan hatinya” untuk melakukan langkahlangkah pemulihan Israel. Dengan komitmen yang kuat akan kebenaran kehendak Allah melalui petuah Azarya dilakukan pembersihan keberadaan “dewa-dewa kekejian dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kotakota yang direbutnya di pegunungan Efraim” (ayat 8). Mezbah Tuhan di Bait Allah pun diperbarui dari pengaruh kekafiran. Jadi sebuah pembaruan yang menyeluruh; bukan hanya di luar Bait Allah, tetapi juga di dalam Bait Allah sebagai pusat penyembahan kepada Tuhan dilakukan pembaruan. Dalam lingkungan keluarga raja pun dilakukan pembaruan dengan “memecat Maakha, neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat patung Asyera yang keji” (16). Patung Asyera adalah patung dewi Kanaan sebagai lambang kesuburan. Patung ini dirobohkan dan dihancurkan. Bangsa Israel menyambut pembaruan Asa itu dengan sukacita. Mereka berkumpul di Yerusalem, memberikan persembahan kepada Tuhan berupa lembu sapi dan kambing domba. Mereka pun membuat “perjanjian untuk mencari Tuhan”, dan ini dilakukan “dengan segenap hati dan jiwa” (ayat 12). Dalam hubungan dengan perjanjian itu, setiap orang baik laki-laki maupun perempuan wajib mencari Tuhan, siapa yang tidak melakukannya dihukum mati. Karena itu, mereka dengan sukacita dan dengan segenap hati bersumpah untuk mencari Tuhan. Hasilnya Tuhan berkenaan kepada bangsa itu dan mengaruniakan kepada mereka keamanan di seluruh penjuru negeri. Kondisi sosial yang sebelumnya kacau dan tidak ada penyembahan kepada Tuhan, kini berubah dan menjadi baru. Tuhan disembah dan dimuliakan serta ada keamanan dalam kehidupan masyarakat.

Ayat 17-19: Keteladanan Asa, Asa tidak hanya membarui kondisi keagamaan yang rusak di tengah bangsanya, tetapi di lingkungan keluarganya, seperti disebutkan di atas, juga dibersihkan dari pengaruh dewa kekejian. Ia sendiri pun menjaga hatinya tetap tulus di hadapan Tuhan seumur hidupnya. Ia pun membawa persembahan bagi Allah. Jadi komitmen yang ditandai dengan sumpah mencari Tuhan berlaku untuk seluruh umat Israel, dari raja sampai kepada seluruh masyarakat. Hal ini membawa kedamaian dan keamanan dalam masyarakat, sehingga “tidak ada perang sampai pada tahun ketiga puluh lima pemerintahan Asa” (ayat 19). Luar biasa! Ketika ada relasi yang baik dan penyembahan kepada Tuhan, maka kehidupan dalam masyarakat pun aman dan damai. Sebaliknya, ketika umat tidak mencari Tuhan dan meninggalkan-Nya, maka Tuhan bukan saja tidak berkenan ditemui, tetapi juga meninggalkan mereka; maka kekacauan sosial akan terjadi di tengah kehidupan umat.

Hal yang dapat kita petik dari renungan Firman Tuhan di minggu ini adalah:

  1. Relasi dan penyembahan umat kepada Tuhan sangat mempengaruhi kehidupan sosal. Dapat dikatakan, bahwa kondisi hidup bermasyarakat yang tidak aman dan damai menunjukkan ada masyalah serius mengenai relaisi umat dengan Tuhan. Maka yang diperbarui pertama-tama adalah hubungan umat dengan Tuhan.
  2. Pembaruan yang dilakukan Asa bersifat menyeluruh. Bukan hanya di kalangan masyarakat, tetapi juga di dalam kehidupan keluarganya, dan ia menjadi teladan dalam ketulusan hati di hadapan Tuhan. Mezbah bait Allah, yang menjadi pusat peribadahan diperbarui. Ini pelajaran penting bagi kita: kalau mau membarui masyarakat, harus ada pemabaruan dalam gereja. Tidak ada artinya gereja berbicara dan bekerja untuk keadilan, kedamain, keamanan dan kesejahteraan dalam masyarakat, tetapi dalam gereja sendiri masih jauh dari rasa adil, damai, aman, sejahtera.
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama