Engkau Sangat Berharga

Khotbah BP Sinode GKITP

Mazmur 8:1-9

Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

Tanpa kita sadari, kita sudah berada pada minggu terakhir atau minggu ke-5 bulan Juli, dan hari ini, minggu 30 Juli kita berada pada hari ke-211, dan memasuki hari minggu ke-31 dalam tahun 2023, dalam minggu ini, fokus tahun pelayanan triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023, yaitu "Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya" dengan dasar firman Tuhan Mazmur 8 : 1 - 9 untuk terus menemukan jatidiri manusia sebagaimana Pemazmur rumuskan dengan agung. Seorang bayi ditemukan dalam kantong plastik di pinggir jalan, beruntung ia diambil oleh seorang perawat dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri, bayi kecil ini tidak diketahui asal-usulnya, dan ia bernasib baik, ia sama sekali tidak dibedakan dengan anak-anak kandung dari perawat tersebut. Tetapi berbeda dengan seorang bayi lain yang ditemukan di dalam kardos dan diletakkan di depan pintu panti asuhan, ia dibesarkan di panti asuhan, ia harus bekerja keras, seringkali diejek bahkan dihina karena tidak tahu siapa orang tuanya, tetapi kemudian ada keluarga yang mengadopsi anak ini, mereka memperlakukan dia dengan sangat baik, karena pasangan suami-istri ini tidak mempunyai anak, maka seluruh milik mereka adalah juga miliknya. Dua cerita ini menggambarkan bagaimana perlakuan terhadap anak-anak yang tidak diinginkan, anak-anak yang tidak dianggap bahkan anak-anak yang di buang, tetapi ketika keluarga yang mengangkat memberi status baru, anak-anak ini benar-benar jadi berharga, Ini contoh yang dapat kita pakai untuk cerita tentang "Makhluk hina" yang di buat mulia dan hampir sama seperti Allah", dalam bacaan ini dengan tema "engkau sangat berharga. Mazmur ini ditulis oleh Raja Daud sendiri" melihat isinya, kita bisa membayangkan Raja Daud sedang menatap langit di malam hari saat bulan terang, dengan bintang-bintang yang indah, lalu Daud menyanyi tentang keadaan dirinya yang kecil, berdosa, tidak berharga, tetapi dihargai Tuhan Allah bahkan di buat hampir sama seperti Allah. Kita berharga karena diangkat menjadi anak, diadopsi.

Ayat 1 -2 Kebesaran Tuhan. Kebesaran Tuhan nyata dalam kemuliaan dan keagungan Tuhan Allah. Ada satu yang khusus yaitu Kekuatan Tuhan telah diletakkan pada mulut bayi yang menyusu. Kemuliaan dan keagungan Allah adalah keindahan dari Roh Allah. Ini bukan keindahan buatan atau keindahan material, melainkan keindahan yang memancar dari Allah, bersumber penuh dari-Nya. Yak 1:10 menyebut orang kaya "kedudukannya yang rendah", menunjukkan bahwa kemuliaan tidak berarti kekayaan atau kekuasaan atau keindahan material. Kemuliaan ini dapat memahkotai seseorang atau memenuhi dunia. kemuliaan Allah, yang dapat di lihat dalam semua ciptaan Allah tidak akan pernah berlalu. Kemuliaan dan keagungan Allah itu bersifat kekal. Yes 43:7 mengatakan bahwa Allah menciptakan kita dalam kemuliaan-Nya. Dalam konteks di ayat lain, ini berarti manusia "memuliakan" Allah karena melalui manusia kemuliaan Allah dapat terlihat dalam segala hal seperti kasih, musik, kepahlawanan, dan sebagainya, sebab manusia diciptakan "se-gambar dan serupa dengan Allah, dalam karakter. hal-hal yang berasal dari Allah yang kita bawa "dalam bejana tanah liat" (2 Kor 4:7). Kita adalah bejana yang "mengandung" kemuliaan Allah. Segala hal dapat kita lakukan dan kita temukan dalam Dia. Allah punya hubungan dengan alam dengan cara yang sama. Alam menunjukkan kemuliaan-Nya. Kemuliaan-Nya ini tampak dalam pikiran manusia di dunia dalam berbagai cara, dan seringkali dengan cara berbeda-beda bagi setiap orang. Seseorang dapat merasa senang dengan melihat pegunungan, sementara seseorang yang lain dapat menyukai keindahan lautan. Namun di balik semuanya itu (kemuliaan Allah) berbicara pada setiap manusia dan menghubungkannya dengan Allah. Melalui cara ini, Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia; tidak peduli apa ras, budaya, atau lokasi mereka. Seperti Maz 19:1-4 mengatakan, "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi." Ayat 2 : Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam. Tafsiran sehubungan dengan dasar kekuatan Tuhan yang diletakkan pada mulut bayi dan anak-anak yang menyusu, terkait dengan masa bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu sebagai kiasan bagi manusia di dalam kelemahannya. Pujian yang tulus dari "bayi-bayi" ini sangat berbeda dengan rencana-rencana jahat dari musuh-musuh Allah. Tuhan Yesus mengutip ayat ini, ketika Ia menyucikan bait Allah di Yerusalem saat anak-anak kecil bersorak " "Hosana bagi Anak Daud!" membuat panas hati para ahli taurat (Mat 21:15-16). Kuasa Tuhan Allah untuk membungkam musuh dan pendendam tidak terletak pada kekuatan fisik atau kelicikan hikmat dunia, karena pada mulut bayi dan anak-anak yang menyusu saja pun Allah meletakkan kekuatan-Nya. Kekuatan Allah berlangsung dalam ketulusan dan dalam kejujuran

Ayat 3 - 4 : Allah yang besar dan manusia yang kecil tak berdaya. Melihat langit, bulan dan bintang, seperti seolah-olah Tuhan Allah memegang dan meletakkan dengan jari-Nya, menempatkan seperti mainan kesukaan Tuhan sesuai keinginan-Nya, ditempatkan pada bagian bumi yang jauh, gambaran Allah yang sangat besar. Jika dibandingkan manusia, apa yang bisa dikerjakan oleh makhluk kecil ini, makhluk yang juga sama seperti ciptaan lainnya, Allah terlalu besar dan manusia terlalu kecil, lalu menuntun penulis untuk bertanya "Siapa Saya, Anak Manusia Ini" sehingga "Allah ingat Saya, Allah Memperhatikan Saya" tidak ada yang bisa kita manusia buat supaya bisa "kelihatan besar" di depan Tuhan Allah, sebab Dia yang mencipta kita. Pertanyaan ini, selalu harus menjadi "pagar" menjadi rambu-rambu, menjadi seperti lampu merah di jalan raya, bagi kita, supaya waktu kita menemui atau mengalami bahwa kita "cukup mampu" punya ini dan itu, punya status sosial dan jabatan yang baik, tinggi, berpengaruh, kita pintar, cantik dan gagah, kita bertanya "Tuhan Siapa Saya, Sehingga Engkau memperhatikan saya", memberikan saya semua, semua ini.

Ayat 5 - 9 : Kemuliaan dan kuasa Allah yang ada di dalam diri manusia. Manusia dibuat hampir sama seperti Allah (8-6), kemuliaan dan kuasa Allah diberikan kepada anda, Manusia mendapat hadiah (mahkota) kemuliaan dan kehormatan.

Manusia diberi kuasa atas seluruh ciptaan Allah, Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kau letakkan di bawah kakinya: (7) kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; (8) burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.

Ayat 10 akhir dari lagu pujian Penulis "Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi. Allah telah memberi hak istimewa kepada kita, kita yang berdosa, hina, tak berdaya, di angkat menjadi anak-Nya, diadopsi, karena hanya Yesus Kristus satu-satunya Anak Allah, status kita menjadi istimewa, dikuduskan, dibersihkan dari kehinaan dosa-dosa kita di dalam Yesus Kristus. Hak istimewa itu membuat kita menjadi mulia, bukan karena kekayaan dunia, kemuliaan materi, tetapi kemuliaan dalam Karakter, kepribadian, maka sebagai manusia kita wajib dan harus berjuang hidup dalam kekudusan yang membuat orang memuliakan, memuji Allah yang mulia. Bukan merusak kemuliaan Tuhan yang telah diberikan kepada kita. Semua ciptaan Tuhan, telah diletakkan di dalam kuasa manusia, maka kita harus merawat alam dan seluruh ciptaan Tuhan, mengelola dan menggunakan dengan bertanggungjawab. Amin.

Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama