Menemukan Kebaikan Tuhan Dalam CiptaanNya

Khotbah BP Sinode GKITP

Kejadian 1:1-2:7

Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

Allah adalah pencipta segala sesuatu. Sejak awal Kitab Kejadian, fokus dari sang pencipta dan sumber dari segala yang ada. pengarang kisah pertama ini bermaksud mengelompokkan penciptaan semua makhluk dengan cara yang jika di tinjau dari segi logika dapat diterima dan yang mencakup segala sesuatu yang dijadikan Allah. Mula-mula diciptakan makhluk hidup yang non-manusia, lalu yang lain-lain sampai dengan makhluk yang paling mulia, yaitu manusia sebagai gambaran Allah. Karya Allah penciptaan berdasarkan teks sampai dengan hari ketujuh Allah berhenti, teks ini menjadi semacam panduan untuk manusia menentukan satu hari dalam seminggu adalah hari khusus untuk bersekutu dengan Tuhan.

Pada hari pertama, Allah menciptakan dan mengatur wadah untuk sebuah kehidupan.

Di hari pertama (Ayat 1-2), memberi gambaran bahwa pada mulanya tidak ada apapun yang indah untuk dilihat, sebab bumi belum terbentuk (=kekacauan) dan kosong (=Kehampaan). Bumi tidak berbentuk, tidak berguna, tanpa penghuni, tanpa hiasan, hanya bayangan atau rancangan kaar dari hal-hal yang akan datang. Disini Allah kemudian di perkenalkan sebagai Allah pencipta langit dan bumi, dan juga Allah sumber dari kehidupan dan pergerakan di dalam bumi ciptaan-Nya. Maka itu di hari pertama kita membaca bahwa Allah menciptakan terang untuk menjadi wadah waktu bagi kehidupan: yaitu siang dan malam. Tanpa terang, tidak ada kehidupan.

Hari kedua dan hari ketiga merupakan pengaturan yang begitu rapih dan sistematis dari dunia ini. Di hari kedua (ayat 6-8) terjadi pemisahan antara air di langit (Cakrawala) da air yang di bawah langit yang bertujuan untuk menciptakan ruangan untuk makhluk udara dan makhluk air. Sedangkan pada hari ketiga (ayat 9-13), yaitu pembentukan laut dan tanah kering, dan bumi dibuat menjadi subur. Jika sebelumnya, kekuasaan Sang Pencipta sudah dikerahkan dan di curahkan di sekitar bagian atas dari dunia yang kelihatan; tetapi sekarang Ia turun ke dunia bawah, ke bumi, yang dirancang bagi anak-anak manusia, dirancang baik untuk mereka tinggali maupun untuk mereka pelihara. Dan disini kita mendapati gambaran bagaimana bumi dibuat cocok untuk di tinggal dan di peliharamenuasia, dan bagaimana rumah mereka dibangun serta makanan mereka di persiapkan. Daratan dengan berbagai tumbuhan di dalamnya di ciptakan dan diatur agar menjadi tempat yang indah dan asri bagi penghuninya, berbagai makhluk hidup darat, dan terutama manusia.

Sebagaimana penciptaan pada tiga hari yang pertama adalah untuk mempersiapkan wadah bagi penghuni-penghuninya, maka demikian pada tiga hari yang kedua, sampai dengan dunia binatang diciptakan adalah penciptaan untuk tujuan kemanusiaan. Di hari keempat (ayat14-19), matahari, bulan dan bintang-bintang diciptakan oleh Allah dan diletakkan di tempatnya agar manusia dapat mengenal waktu dan pola-nya. Benda-benda penerang ini berperan untuk membedakan waktu: siang dan malam, musim panas dan musim dingin, dsb. Hal ini penting kelak agar manusia dapar menuntun tindakan manusia: misalnya Allah telah menetapkan benda penerang yang melaluinya kita bisa bekerja dan bukannya malah tidur atau bermain-main atau membuang waktu percuma. Dan juga agar manusia bisa mengelola alam secara tepat sesuai musim dan tentunya karakter dari berbagai ciptaan tersebut. Di hari kelima (ayat 20-23), Allah menciptakan ikan dan burung untuk mengisi laut dan udara, menjadi bagian dari keasrian alam ini. Jika kita amati pada setiap hari penciptaan sebelumnya, memang telah dijadikan ciptaan-ciptaan yang amat mulia dan unggul. Namun di hari kelima inilah kita baru membaca tentang penciptaan makhluk hidup yang bergerak. Lihatlah dalam penciptaan kali ini semakin istimewa bukan hanya karena tahapannya yang berlanjut, tetapi juga hasil ciptaan Allah itu makin unggul. Dan di sini juga kita bertemu bahwa untuk pertama kalinya Allah memberkati ciptaan-Nya itu untuk berkembang biak dan memenuhi ruang yang Allah ciptakan khusus untuk mereka. (ayat 22).

Akhirnya di hari keenam (24-31), setelah menciptakan hewan yang hidup di udara dan laut, Tuhan menciptakan binatang yang mendiami daratan, baik binatang hutan, ternak, maupun melata sebagai bagian terakhir sebelum manusia diciptakan. Dengan ketiga bagian alam sudah terisi oleh berbagai makhluk hidup, lengkaplah sudah segala sesuatu yang dipersiapkan Allah untuk ciptaan-Nya yang termulia, yaitu manusia. Kesempurnaan penciptaan Allah tampak dalam penciptaan manusia sebagai makhluk yang mulia karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Meskipun ada beberapa kesamaan dalam hal fisik dengan ciptaan lain, tetapi ada perbedaan yang tidak dapat di samakan dalam hal kemampuan moral, intelektual dan spiritualitas. Manusia dapat berkomunikasi dengan Allah dan merespons Allah. Manusia juga di karuniai kemampuan khusus untuk mengembangkan diri agar hidupnya dapat dipakai oleh Allah.

Pekerjaan mencipta adalah pekerjaan yang sungguh amat baik. Segala sesuatu yang dijadikan oleh Allah, dijadikan dengan baik, tidak ada cacat atau kekurangan apapun didalamnya. Baik, sebab semuanya sesuai dengan pikiran Sang Pencipta, persis seperti apa yang diinginkan-Nya. Baik, sebab pekerjaan itu memenuhi tujuan penciptaan-Nya dan sesuai dengan maksud pekerjaan itu dirancang. Baik, sebab pekerjaan itu berguna bagi manusia, yang telah ditunjuk Allah sebagai tuan atas makhluk ciptaan yang kelihatan. Baik, sebab semua itu demi kemuliaan Allah. Ketika Allah melihat kembali pekerjaan-Nya, semua sungguh amat baik. Bagaimana ketika kita di percayakan sebuah pekerjaan? apabila kita harus melihat kembali pekerjaan-pekerjaan kita, apakah kita dapa mengatakan bahwa yang kita kerjakan itu baik? Ataukah kita mendapati, dengan rasa malu, bahwa banyak hal yang dikerjakan dengan amat buruk, terburu-buru, tidak bersungguh-sungguh, bahkan cenderung sembrono? Pekerjaan penciptaan itu sungguh amat baik. Setiap bagiannya baik, tetapi juga keseluruhan ciptaan itu secara bersama-sama sungguh amat baik. Manusia diberi Otoritas dan tanggung jawab untuk mengelola bumi dan segala isinya. Memanfaatkan kekayaan alam memang merupakan tugas manusia, tetapi bila prosesnya mengakibatkan kerusakan alam, jelas harus di pertimbangkan ulang. Kita harus ingat bahwa bumi ini pada mulanya dijadikan dengan sungguh amat baik, maka jangan dirusak atau diperlakukan sembarangan, karena kita harus mengembalikannya dalam keadaan yang seharusnya baik. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk kembali menemukan kebaikan Tuhan dalam ciptaan-Nya ini. Mari memulai dengan satu tindakan kecil: buang sampah pada tempatnya, tanamlah pohon, dan lain sebagainya. Jika kita baik dengan alam ini, tentu alam pun akan baik terhadap kita. Sebab semua telah dijadikan sungguh amat baik sejak awal.

Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama