Doa dan Pemulihan Kita

DOA DAN PEMULIHAN KITA
Khotbah BP Sinode GKITP

MAZMUR 85:1-14

Saudara-Ku yang di kasihi Tuhan,

Hari minggu 29 Oktober adalah hari ke-302, minggu ke-44 dalam tahun 2023, minggu terakhir dari bulan pertama dalam triwulan ke-4 fokus pelayanan terus diingatkan pembaruan Tuhan bagi GKI agar melalui pembaruan yang Tuhan karuniakan atau anugerahkan bagi GKI, menjadikan GKI pada fase ini dibangkitkan oleh karunia dan anugerah Tuhan untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, berdasarkan pada Mazmur 85 : 1 -15 bahwa bangsa-bangsa akan turut dipulihkan bila kita hari ini Tuhan pulihkan. Pemazmur menyebut kehidupan bangsa Israel dalam Perjanjian Lama itu melintasi tiga masa besar. Pertama disebut sebagai masa PraExilis. Ini masa di mana para leluhur (nenek moyang) bangsa Israel hidup dan di panggil karena maksud, rencana dan kehendak Allah. Kedua disebut sebagai masa Exilis. Yaitu kehidupan bangsa Israel selama berada di pembuangan. Dan Ketiga adalah masa PostExilis, sebagai masa setelah pembuangan di dan dari Babilonia. Masa–masa ini sangat berpengaruh bagi kehidupan kerohanian umat Tuhan. Dari masa yang satu ke masa yang lain, punya dampak psikologis dan ketaatan kepada siapakah mereka bersandar?.

Ayat : 1 – 14 di tulis pada masa yang ketiga, yaitu sesudah pembuangan di Babilonia. Dan banyak menyoroti tentang bidang kehidupan umat Tuhan tentang keterpurukan yang melanda mereka selama dalam pembuangan. Karena itu oleh pemazmur perlu ada pemulihan. Apakah yang harus dipulihkan?

Satu : tentang suasana perasaan dan batin mereka yang sudah jatuh. Supaya mereka bangkit kembali ke dalam kehidupan normal.

Dua : mengangkat harkat dan martabat mereka sebagai umat pilihan Tuhan. Tiga : kehidupan sosial ekonomi diperbaiki.

Empat : rasa keadilan dari Tuhan itu layak mereka dapat kembali sebagai bangsa yang teraniaya. Bani Korah yang dimaksudkan disini adalah kelompok orang-orang Israel yang suka bernyanyi di bait Allah, untuk menyampaikan keluh-kesah umat tapi juga puji–pujian kepada Allah atas pertolongan-Nya. Doa dalam judul teks ini bukanlah dimaksudkan “Menutup mata” lalu memohon kepada Tuhan. Tetapi diikrarkan dalam bentuk bernyanyi dan bersorak–sorai. Mengapa? Karena umat Tuhan harus memuji–muji Tuhan atas segala karya penyertaan-Nya kepada mereka. Supaya mereka tidak terus meratapi masa lampau mereka. Beberapa penjelasan terkait teks, sebagai berikut :

Ayat 1 – 4 : Merupakan sebuah “Doksologi” (bahasa yunani: ucapan atau nyanyian kemuliaan bagi Tuhan) yang memperlihatkan ekspresi umat Tuhan atas diperkenankan-nya mereka terbebas dari dosa dan murka Allah.

Ayat 1 – 8 : Permohonan supaya mereka dipulihkan dari beban kehidupan, sehingga ada sukacita dan keselamatan. Karena kasih setia Tuhan yang tak berkesudahan.

Ayat 9 – 14 : Ungkapan dan pernyataan iman, bahwa setiap orang takut akan Tuhan pasti ada : Keadilan dan damai sejahtera Kasih dan Kesetiaan Keselamatan dan Kemuliaan-Nya diam ditengah-tengah mereka

Orang Kristen saat ini berada dalam keadaan iman yang tantangannya tidak sedikit. Menghadapi ancaman-ancaman bahaya sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya. Ancaman global seperti perang nuklir serta berbagai rekayasa kepentingan yang terus berdampak negatif di Indonesia, di Papua dan disekitar kita banyak terjadi kekerasan bersenjata dan kejahatan lainnya di mana-mana, korban juga berjatuhan. Saat ini peran Gereja sangat dibutuhkan, karena beberapa alasan teologis: Alasan Penciptaan Manusia (Kejadian 2:18, 22) Bahwa manusia sejak diciptakan ia sangat membutuhkan orang lain. Kata “Penolong” pada teks Kejadian 2 (dua) memiliki implikasi sosial yang luas artinya, manusia tidak mungkin hidup tanpa orang lain. Gereja hadir tidak untuk dirinya sendiri, tapi gereja di panggil untuk misi Eclesiologisnya, supaya dunia ini mendapatkan kasih karunia Tuhan dan dipulihkan. Alasan Tentang Hukum Kasih. “Kasihilah sesamamu manusia, seperti dirimu sendiri (Matius 22 : 39). Partisipasi gereja dalam pemulihan dunia yang bergejolak ini bukan hanya sebagai keharusan, tapi dimaknai sebagai “tugas” yang tak terbatas dan berkesudahan. Alasan Tentang Masa Depan : Allah menghendaki perdamaian dan bukan hidup tanpa pengharapan. Masa depan itu hanya bisa dicapai bila manusia terus-menerus mendoakan hadirnya kedamaian dengan menaruh harap yang tulus dan penuh kepada Allah.

Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama