Tubuhmu Adalah Bait Roh Kudus Maka Bangunlah (I Kor: 16 : 19a)
Khotbah BP Sinode GKITP
Hagai 1:1 - 2:1 Saudara-Ku yang di kasihi Tuhan,
Hari ini kita berada pada hari ke-323, minggu ke-3 dalam bulan November, dan secara keseluruhan minggu ini adalah minggu ke 47 dalam tahun 2023, fokus pelayanan untuk triwulan ke-4 adalah “Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi bangsa-bangsa”, focus ini didasarkan pada firman Tuhan yang datang dari Hagai 1:1 – 2:1. Bila Nabi Hagai ditugaskan untuk membangun Kembali Bait Allah, kepada kita hari ini, Roh Kudus menyadarkan sebagaimana tema, bahwa pertama-tama “tubuh kita yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah Bait Roh Kudus” maka pembaruan terhadap pembangunan bait yang sesungguhnya adalah tempat dimana Roh Kudus Tuhan berdiam, yaitu hati kita. Dari sini, hati kita, suatu hal sederhana dan kecil kita lakukan untuk menapaki hal besar ke depan bersama Roh Kudus Tuhan, menjadi berkat.
Ayat 1 – 2 Nabi Hagai dan Kondisi Rumah Tuhan. Nabi Hagai dipakai TUHAN untuk memberitahukan tentang perhatian dan hati Tuhan terhadap rumah Tuhan yang tidak difungsikan dan dibiarkan tidak terurus oleh umat Tuhan. Tuhan berbicara kepada nabi Hagai pada masa Raja Darius Raja Persia-Babel dalam bulan ke-enam, hari pertama bulan itu, bupati Yehuda Zerubabel bin Sealtiel dan Imam Besar Yosua bin Yozadak. Nabi Hagai memberitahukan Firman TUHAN yang datang kepadanya tentang “kata-kata yang diucapkan oleh bangsa Israel tentang pembangunan rumah TUHAN, demikian “sekarang belum tiba waktunya untuk membangun Kembali rumah TUHAN” (ay 2)
Ayat 3 – 11 Firman TUHAN tentang pembangunan rumah Tuhan dan Kondisi Umat TUHAN. Hati TUHAN tentang pembangunan rumah TUHAN, yang dimulai dari satu kata yang diucapkan 2 kali berturut, yaitu “perhatikanlah keadaanmu” (ay 5 dan 7)
- 1) Ayat 5-6; perhatikanlah keadaanmu: kamu menabur banyak tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tapi tidak sampai puas ; kamu berpakaian tetapi badan mu tidak sampai panas ; bekerja untuk upah tetapi ditaruh dalam pundi-pundi yang berlubang ; >
- 2) Ayat 7-11 perhatikanlah keadaanmu : dua hal yang TUHAN sampaikan yaitu (a) Yang TUHAN berkenan ditegaskan dalam 3 (tiga) kata, yaitu “naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah” ; (b) yang TUHAN tidak berkenan ada dua hal, yaitu (a)“rumah-Ku tetap menjadi reruntuhan, kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri” (ay 9), maka yang terjadi adalah “kamu mengharapkan banyak tetapi hasilnya sedikit ; membawa ke rumah Aku menghembuskan-nya ; langit menahan embunnya, bumi menahan hasilnya ; Aku memanggil kekeringan, ke atas : negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia, ke atas hewan dan ke atas segala hasil usaha (ay 11)
>Ayat 12-14 dan 2:1a Pembangunan Rumah TUHAN. Periode pembangunan Bait Allah dimulai pada hari yang ke-40 bulan ke-6, bangsa Israel mendengar suara TUHAN…lalu takutlah bangsa itu kepada TUHAN (ay 12) dan perkataan Nabi Hagai. Pesan TUHAN “Aku ini menyertai kamu” (ay 13), cara TUHAN menyertai dalam kerangka permulaan pekerjaan rumah TUHAN adalah “menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel bupati Yehuda dan semangat Yosua bin Yosadak Imam Besar dan semangat selebihnya dari bangsa itu.
Sampai dengan hari ke-323, minggu ke-3, bulan November, atau minggu ke-47 tahun 2023, pada triwulan ke-4 dalam focus pelayanan tentang “Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi bangsa-bangsa”, Firman TUHAN mengajarkan sisi lain dari pembaruan yang mendatangi GKI dalam pemaknaan atau refleksi atas Kitab Hagai 1:1 – 2:1, tentang “berkat dari TUHAN dalam pembangunan rumah TUHAN”. Niat membangun rumah Tuhan adalah niat yang suci dan tulus. Rumah Tuhan adalah simbol dari terjadinya “persekutuan yang nyata antar Tuhan dengan umat-Nya”. persekutuan itu berdampak kepada “menggumuli membangun rumah Tuhan”. Agar suatu saat umat Tuhan sampai kepada perjumpaan Tuhan dengan umat Tuhan dalam persekutuan, maka “rumah Tuhan” merupakan salah instrument yang diperlukan untuk mewujudkannya.
Kita menemukan dari teks pembacaan kita, khusus ayat (5-6) tentang keadaan yang harus diperhatikan dalam jemaat, bila dalam membangun tidak seia- sekata : kamu menabur banyak tetapi membawa pulang hasil sedikit ; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang ; kamu minum, tapi tidak sampai puas ; kamu berpakaian tetapi badan mu tidak sampai panas ; bekerja untuk upah tetapi ditaruh dalam pundi-pundi yang berlubang ; atau suatu kondisi sebagaimana tergambar pada ayat (10-11) : … maka yang terjadi adalah “kamu mengharapkan banyak tetapi hasilnya sedikit ; membawa ke rumah Aku menghembuskan-nya ; langit menahan embunnya, bumi menahan hasilnya ; Aku memanggil kekeringan, ke atas : negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia, ke atas hewan dan ke atas segala hasil usaha (ay 11)
Pembelajaran yang hidup dan mengagungkan, tentang mengutamakan Tuhan sebagai Pokok dan Sumber berkat dan kehidupan. Mengutamakan bukan mengabaikan. Imanuel.
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini