Menamakan Immanuel | Buletin Edisi Minggu 24 Desember 2023

MENAMAKAN IMMANUEL
Khotbah BP Sinode GKITP

YESAYA 7:10-25

Saudara-Ku yang dikasihi Tuhan,

Kita bergerak dalam Gerakan pembaruan yang datang dari Allah sebagai Imanuel. Kita memperoleh pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang kata tanda berarti sesuatu yang dapat menyatakan sesuatu atau petunjuk. Fungsi dari setiap tanda atau petunjuk adalah sebagai pemberi informasi atau pemandu; peringatan atau larangan atau perintah. Tanda atau petunjuk yang paling mudah kita dapati adalah di jalan, yang biasanya memberi informasi arah atau jurusan, batas wilayah hingga fasilitas umum misalnya rumah sakit, halte/tempat pemberhentian dan sebagainya.

Memperhatikan Yesaya pasal 2-4, kita mendapati informasi masa pemerintahan raja Yotam mengantar Yehuda menikmati masa paling jaya dan makmur. Sedangkan pada masa pemerintahan raja Ahas, Yehuda justru mendapat tekanan dan serangan dari kerajaan Israel dan Aram, yang mana mereka memaksa raja Ahas untuk berkoalisi/bergabung melawan Asyur. Karena raja Ahas menolak untuk berkoalisi maka Israel dan Aram mengancam akan menyerang Yehuda. Hal ini membuat Ahas menjadi panik dan takut, lalu Ahas justru meminta bantuan kepada Asyur. Di tengah kondisi seperti itu, nabi Yesaya tampil dan menyerukan serta mengingatkan raja Ahas agar tidak mengandalkan kekuatan sekutunya yakni Asyur, tetapi hendaknya raja Ahas percaya dan mengandalkan kekuatan serta pertolongan Tuhan saja. Karena itu pada Yesaya 7:10&11, Ahas diberi kesempatan untuk dapat meminta kepada Tuhan sebuah tanda, agar dapat meyakinkan Ahas tentang kekuatan, pertolongan dan kesetiaan Tuhan pada janji dan Firman-Nya. Sayangnya, Ahas justru menolak kesempatan berharga yang diberikan kepadanya, dengan alasan Ahas tidak ingin mencobai Tuhan. Secara rasio alasan Ahas nampak sangat rohani dan masuk akal, bagus dan dapat diterima. Namun ... sebenarnya sikap tersebut justru menunjukan kemunafikan dan kekerasan hati bahwa Ahas tidak percaya serta tidak taat pada Tuhan (ayat 12-13). Bagi Ahas, kekuatan perang yang dimiliki oleh Asyur lebih dapat diandalkan daripada kekuatan Tuhan, sebab itu Ahas tetap saja bersikukuh untuk meminta bantuan dan pertolongan dari Asyur. Ahas memilih menjadi hamba dari Asyur. Karena itu, di tengah kondisi yang sulit dan terdesak, Ahas justru membayar orang-orang Asyur untuk menolongnya. Karena Ahas tetap mengandalkan Asyur, maka, nabi Yesaya menubuatkan bahwa pengharapan Ahas kepada Asyur adalah hampa dan sia-sia sebab Ahas akan mengalami, mereka justru balik menekan dan menyerangnya. Ahas mengalami bahwa ternyata Asyur bukanlah penolong dalam kesulitan tetapi justru menjadi musuh yang lebih kejam Sebab Ayur justru balik menyerang Ahas dan kerajaan Yehuda. Karena Ahas tidak meminta tanda, maka, Tuhanlah yang memberikan tanda kepada Ahas, agar Ahas yakin bahwa Tuhan dapat diandalkan dan Tuhan selalu setia dan menepati janji-janji-Nya. Tanda dari Tuhan menunjukan bahwa kekerasan hati atau kemunafikan atau ketidaktaatan Ahas, tidak mengurangi kesetiaan Tuhan untuk menepati janji-Nya. Tanda yang diberikan dari Tuhan adalah “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”. Tidak ada penjelasan yang detail tentang anak tersebut, hanya saja dituliskan bahwa anak tersebut akan diberi nama Imanuel (ayat 14). Makanan bagi anak itu adalah dadih dan madu sampai anak tersebut bisa menolak yang jahat dan memperjuangkan yang baik (ayat 15). Dadih dan madu adalah makanan yang lezat yang dinikmati juga oleh para leluhur pada zaman pengembaraan (Kej. 18:8; Hak. 5 : 25). Kata atau nama “Imanuel” tidak hanya terkait dengan tugas sebagai penyelamatan tetapi juga hendak memberi kepastian tentang penyertaan-Nya dalam semua kondisi dan keadaan kehidupan dunia ini.

Ayat 16 – 19 menunjukan besarnya kekuatan, dan kuasa Tuhan. Juga tentang pertolongan Tuhan yang tepat pada waktu-Nya sedangkan ayat 20 – 25 menunjukan bahwa orang yang mengandalkan manusia pasti akan dipermalukan. Jadi, pemberian tanda dari Tuhan, hendak memberi tahu Ahas bahwa sikap Ahas yang mengandalkan Asyur sesungguhnya suatu tindakan yang menentang Tuhan. Tetapi juga dengan tanda seorang anak yang disebut Imanuel, hendak menegaskan tentang kepedulian dan penyertaan Tuhan bagi umat-Nya. Tanda yang diberikan oleh Tuhan, bukan hanya untuk Ahas tetapi juga untuk seluruh bangsa

  1. Jangan takut kepada manusia. Jangan mengandalkan pikiran dan kekuatan manusia atau relasi dengan sesama. Dalam semua keadaan hidup, hanya Tuhan yang dapat diandalkan. Kekuatan Tuhan terbukti dalam segala keadaan dan pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktu-Nya.
  2. Allah selalu beserta kita. Kita bisa ada di hari ini adalah bukti nyata pemeliharaan Tuhan yang sempurna bagi hidup kita. Sebagaimana Ia menyertai hidup kita sampai saat ini, maka Ia juga yang akan menyertai dan mengantar kita mengakhiri tahun ini untuk masuk dan menjalani tahun yang baru, yang kita harapkan bersama.
  3. Karena Ia selalu beserta kita, maka, sukacita Natal bukanlah bergantung pada apa yang sudah kita siapkan tetapi karena Kristus beserta kita.
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama