Tuhan Menjadi Terangku

Tuhan Menjadi Terang (ay 8b)
Khotbah BP Sinode GKITP

MIKHA 7:7-13

Saudara-Ku yang dikasihi Tuhan,

Mikha adalah orang Moersyet, yaitu sebuah desa yang terletak di perbatasan dengan Filistin di Gat. Mikha melayani pada zaman raja-raja Yehuda (Mikha 1;1), yakni Yotam, Ahas dan Hizkia. Sebagai seorang nabi, Mikhamencela dengan tegas tindakan orang kaya yang menindas dan merampas milik orang miskis (2:1-2), menegur dan memprotes para pemimpin yang memimpin dengan tidak benar dan bertindak tidak adil (3:9-10) juga Mikhamengecam para imam dan nabi yang hanya mengutamakan uang semata-mata (3:11). Karena kehidupan seperti itulah, maka, Mikhamenubuatkan hukuman Allah atas Israel dan Yehuda.

Mikha 7 : 1 – 6 menjelaskan tentang kebobrokan hidup umat Tuhan pada masa hidup Nabi Mikha. Dikatakan “orang saleh sudah hilang, tiada lagi orang jujur, mereka mengincar darah, saling menangkap dengan jarring, hakim dapat disuap, cekatan berbuat jahat, pembesar memberi keputusan sekehendaknya, hukum diputar-balikan”, bahkan kasih dan saling menghormati dalam keluarga tidak ada lagi “anak laki-laki menghinaayahnya, anak perempuan melawan ibunya, menantu melawan mertuanya” bahkan musuh orang adalah orang-orang seisi rumahnya”. Jika keadaan seperti itu, maka, apa yang perlu dilakukan? Nabi Mikha tentu tidak terima dengankeadaan seperti ini, ia tidak hanya menegur atau mengkritik dan memprotes keadaan yang terjadi tetapi juga menggumuli dalam doa dan harapan kepada Tuhan.

Pada ayat 7-8 dituliskan “aku ini akan menunggu-nungguTUHAN, akan mengharapkanAllahyang menyelamatkan aku”. Ungkapan “aku” hendak menjelaskan bahwa Nabi Mikha sangat menggumuli situasi dan ada dan menempatkan diri menyuarakan pengakuan dan kesadaran umat akan dosa- dosa mereka, sehingga mereka menanti penyelamatan dari Tuhan. Hal ini jelas mengungkapkan bahwa Yehuda sangat mengharapkan pertolongan atau tindakan penyelamatan dari Allah bagi mereka. Bagi mereka, hanya Allah yang sanggup menyelamatkan umat-Nya, hanya Allah yang dapat memulihkan semua keadaan yang sedang terjadi, sebab itu dituliskan: “yang menyelamatkan aku”. Keadaan yang penuh dengan kebejatan dan kebobrokan manusia digambarkan sebagai suasana yang gelap “aku duduk dalam gelap” dan suasana itu akan dipulihkan oleh Allah menjadi “terang”.

Ayat 9 mengungkapkan tentang kesadaran diri dan pengakuan akan dosa yang telah dilakukan kepada Tuhan. . Ini diungkapkan dengan kata-kata “Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya”. Menyadari dan mengakui dosa adalah pintu masuk untuk mendapatkan pengampunan dan berkat-berkati Tuhan. Dalam kesadaran dan pengakuan akan dosa-dosanya, Yehuda dengan rendah hati menyerahkan seluruh kehidupan mereka total kepada Tuhan dan menanti Tuhan bertindak. “sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya”. Selain itu, Yehuda pun mengakui bahwa Tuhan itu adil untuk segala sesuatu termasuk atas dosa dan kesalahan mereka.Menyesali dan mengakui dosa akan menghadirkan pengampunan dan pemulihan dari Tuhan kepada umat-Nya.Karena pada ayat 10 – 12 Nabi Mika menyerukan janji pemulihan dari Tuhan yang pasti terjadi dan dialami oleh umat-Nya. Pemulihan adalah sesuatu yang nyata dan pasti dalam anugerah Tuhan. Sebab itu, bagi Yehuda, ketika mereka menyesali dan mengaku dosa, maka, Allah pasti mengampuni danmemulihkan keadaan mereka. Ini diungkapkan dengan kata-kata “pagar tembokmu akan di bangun kembali; perbatasanmuakan diperluas”. Pemulihan yang terjadi selalu terkait harapan tentang perubahan dan masa depan. Ketika pemulihan terjadi, bangsa-bangsa atau musuh Yehuda akan dipermalukan, sebab mereka selalu mempertanyakan kepada Yehuda “di manakah TUHAN, Allahmu”?. Pertanyaan para musuh Yehuda tentang “dimanakahAllahmu” bukan hanya mempertanyakan tentang keberadaan Allah bagi Yehuda tetapi juga mengandung makna ejekan atau penghinaan bagi Allah.

Ayat 13 menjelaskan tentang dampak dari dosa yang dilakukan oleh manusia, ternyata tidak hanya dialami oleh manusia tetapi juga berdampak pada alam semesta menjadi korban dari dosa manusia “bumi menjadi tandus oleh karena penduduknya, sebagai akibat perbuatan mereka”.

  1. Allah sanggup memulihkan setiap orang yang menyadari dan menyesali dosa-dosanya. Tanpa penyesalan dan pengakuan dosa, kita tidak dapat menerima anugerah pengampunan dan keselamatan dari Tuhan. Pemulihan akan terjadi jika ada penyesalan dan pengakuan dosa dari setiap kita.
  2. Allah kita di dalam Yesus Kristus adalah Allah yang menerima, mengampuni dan membaharui setiap orang yang datang kepada-Nya.
  3. Dosa manusia mengakibatkan bukan hanya manusia yang celaka atau menerima murka Allah tetapi juga alam menjadi korban karena dosa-dosa manusia.
  4. Dengan mengevaluasi seluruh kehidupan kita di hadapan Tuhan, memperbaiki atau membenahi relasi kita dengan sesama sehingga kita menerima pemulihan dari-Nya, mengantar kita menyambut, memasuki dan merayakan Natal dengan sukacita dan syukur kepada Tuhan.
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama