Sikap Dan Mental Ilahi | Buletin Edisi 24 November 2024

SIKAP DAN MENTAL ILAHI

[2 KORINTUS 10 : 1 - 11 ]
Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

Pada konteks teks ini, Rasul Paulus menyampaikan pembelaan terhadap ajaran-ajarannya dan juga sikapnya terhadap penentangnya. Melihat sikap Rasul Paulus terhadap ancaman-ancaman tersebut, maka tema “sikap dan mental ilahi” hendak menolong kita untuk menghubungkan bagian Alkitab ini secara khusus, “apa relevansi/ hubungannya dalam hidup kita

“Apa itu sikap dan Mental Ilahi.” “Kata Sikap” Mempunyai beberapa pengertian diantaranya bentuk tubuh/cara berdiri, misalnya, Sikapnya tegap,teratur. Perbuatan atau Tindakan atau pikiran berdasarkan pendirian dan keyakinan, Misalnya “Sikap Imannya tidak terganggu”, Cara kelakukan/perilaku dalam hidup tiap hari, misalnya “sikap anak ini sangat sopan, orang tua itu sikapnya Angkuh dan sombong, ibu Maria memiliki sikap rendah hati. Bapa Adam selalu bersikap emosional dan kasar. “Mental”. Situasi hati/keadaan hati yang punya hubungan dengan perasaan yang kelihatan dalam cara menghadapi situasi tertentu. Misalnya “orang ini mentalnya sangat Kuat, bermental Baja, anak ini mental “Kerupuk”, cepat hancur, Mental yang lemah merusak diri sendiri, Mental rusak menghancurkan masa depan. Ilahi mempunyai sifat-sifat Tuhan atau berhubungan dengan Tuhan. Dalam konteks tema ini, sikap dan mental ilahi, berarti : Bagaimana seseorang dalam kelakuan, tindakan, prinsip hidup menunjukkan bahwa Ia memiliki sifat-sifat Tuhan dan ia menghadapi situasi hidupnya dengan mental yang dikuasai oleh TUHAN (mental Ilahi)

Tema ini mau mengajak kita belajar, Bagaimana seseorang dalam kelakuan, Tindakan dan prinsip hidup menunjukkan bahwa ia memiliki sifat-sifat atau karakter Tuhan Yesus Kristus. Dalam menghadapi situasi hidup mentalnya adalah mental yang dikuasai oleh Tuhan Yesus atau bagaimana orang tersebut melihat masalah, menghadapi masalah, menyelesaikan masalah dan seluruh keadaan disekitar hidupnya selalu ia menilai dengan cara Tuhan Yesus, itulah mental Ilahi. Mental Ilahi itu dipakai melawan bagian lain dalam kehidupan dunia yang jahat, tidak baik, dimana ada kelakuan munafik, banyak kejahatan, kenyataan orang pandai yang mencari peluang menjatuhkan sesamanya, memanfaatkan kebaikan orang lain secara salah, rakus, tamak, serakah. Sombong, angkuh. Menunjukkan kepandaian tentang Tuhan lebih dari Rasul Paulus atau bangga dan sombong dengan “pengetahuan teologi” menilai Tuhan, pengajaran yang salah seperti yang ditunjukkan pada lawannya di Korintus.

PENJELASAN TEKS

Ayat 1 – 2 sikap dan mental ilahi “Lembut, Sopan, Tegas” Rasul Paulus menunjukkan sikap lemah-lembut dan sopan menasehati dan meminta bahkan ia meneguhkan sikapnya atas nama Kristus ay 1b” aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah. Dalam kelembutannya Rasul Paulus menunjukkan sikap tegas, dengan menulis “ay 2, “Aku meminta kepada kamu: jangan kamu memaksa aku untuk menunjukkan keberanianku dari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras terhadap orang-orang tertentu yang menyangka, bahwa kami hidup secara duniawi “sikap tegas Rasul Paulus, dapat kita katakan sangat ellegan, gentlemen, berani dan jujur tentang kemungkinan buruk. Dalam kata-katanya “jangan paksa saya untuk tunjukkan keberanian saya dari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras” Kata keras dalam bahasa Yunani di teks ini digunakan kata “Talmaõ “mempunyai keberanian, memberanikan diri, terhadap beberapa orang. Yang berarti bertindak dengan penuh keberanian.

Ayat 3 “Sikap dan Mental ialahi : hidup di dunia tetapi jangan pakai cara dunia, pakai kuasa dan cara Allah. Hidup di dunia tetapi tidak berjuang secara duniawi, dalam bahasa setiap hari kita di Papua (Ko hidup di dunia, tapi ko punya kelakuan jangan seperti orang-orang dunia), bagian ini juga rasul Paulus tulis dalam Roma 12:2a, Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu”, Dalam Doa Tuhan Yesus di Injil Yoh 17 : 16, kita menemukan kata-kata “ Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia”, artinya bahwa “Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan telah menerima Injil Yesus Kristus, sudah dikuasai oleh kuasa Ilahi Allah’ ay 14 yoh 17 “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia sama seperti Aku bukan dari dunia” bagian ini sangat jelas. Orang-orang, kita yang sudah percaya kepada Yesus Kristus memang hidup di dunia tetapi kelakuan dan cara hidup kita tidak sama seperti kelakuan dan cara hidup manusia di dunia.

Ayat 4-6, Sikap Dan Mental Ilahi: akan mengalami kedahsyatan kuasa Allah Rasul Paulus tegas menyampaikan kuasa Allah bukan berperang secara daging melainkan meruntuhkan, mematahkan, menawan sumber-sumber kejahatan, seperti:

  1. benteng-benteng (kesombongan, keangkuhan, sukuisme, golongan, kelompok)
  2. setiap siasat orang. (rencana busuk, licik, jahat, saling sikut, saling menjatuhkan munafik, jahat, mengambil untung dari kelemahan orang lain, memanfaatkan kebaikan orang lain secara salah, rakus, serakah)
  3. Merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah (agama suku, keangkuhan dan kesombongan para teolog, pendiri agama, pendiri gereja)
  4. Menghukum setiap kedurhakaan “(kelakuan penipu, menyangkal Tuhan Yesus, murtad, pindah agama)

PENERAPAN

Sikap dan mental, secara psikologis, sudah terbentuk dan dipengaruhi sejak seseorang masih dikandung ibu, namun belajar pada konteks surat rasul Paulus dalam teks II Kor 10:1–11, belajar pada tema sikap dan mental ilahi, beberapa hal sangat penting kita pelajari :

  1. Dalam hal iman kepada Tuhan Yesus Kristus, jangan pindah-pindah, jangan loncat-loncat, secara khusus dalam lingkungan gereja, pindah kesana-kesini, kalau tidak puas, ada masalah, lalu mempersalahkan, mencari kekurangan gereja ini dan gereja itu. Karena beriman bukan kepada gereja tetapi kepada Yesus Kristus, perlu ketegasan pada diri sendiri.
  2. Sebagai orang yang percaya pada Tuhan Yesus Kristus, kita akui kita sedang hidup di dunia nyata, tetapi jangan pakai cara dan kelakuan manusia untuk menyelesaikan masalah kita, menjalankan tugas kita, jangan menggantungkan harapan pada dunia dan manusia, sebab dunia dan manusia akan berubah, tetapi pada kuasa Allah yang kekal.
  3. Berjuanglah mengalami kuasa Allah yang dasyat dengan Sikap dan Mental Ilahi
  4. Jika hidup kita membangun hidup orang lain maka kita sedang menunjukkan bahwa kita memiliki sikap dan mental Ilahi, amin
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama