MENANTIKAN KRISTUS DENGAN PERTOBATAN DALAM PERBUATAN KASIH, KEADILAN DAN RASA SYUKUR SELALU
[Lukas 3:1-20] Saudaraku yang dikasihi Tuhan,Hari ini kita sudah memasuki bulan baru, yaitu bulan Desember, hari ke-343, minggu ke-2 Desember, dan minggu ke-49 dalam tahun 2024. Renstra tahun 2024 menyebutnya sebagai tahun “Pemberdayaan”, triwulan IV Oktober-November-Desember 2024, difokuskan pada “Kristus memberdayakan persekutuan GKI guna memberdayakan pribadi, keluarga dan dunia”. Teks firman Tuhan minggu ini Lukas 3:1-20, tema tekstual : “menantikan Kristus dengan pertobatan dalam perbuatan kasih, keadilan dan rasa syukur” dasar firman Tuhan ini mengantar kita hidup dalam minggu Adven II.
Jemaat kekasih Tuhan Salam kasih untuk Saudara. Mari saling sapa di kiri kanan Saudara, “Salam kasih, saya mengasihi Saudara.” Kalau Saudara duduk di sebelah suami/istri/orang tua/anak Saudara, Saudara bisa melanjutkan salam itu, dengan permohonan maaf, sekiranya dalam waktu belakangan ini, ada keliru atau salah yang dilakukan dalam keluarga. Ya.. kita harus saling mengasihi, berlaku adil -yang salah minta ampun, yang diperlakukan salah mengampuni– karena yang diperlakukan salah pun pernah salah dan sudah diampuni-. Kita menjalani masa raya adven dengan pertobatan yang sungguh dalam perbuatan.
Penjelasan Teks dan Penerapan
Jemaat kekasih di dalam Tuhan Yesus Secara umum, Lukas menulis injil Yesus Kristus dengan menekankan bahwa kasih Tuhan untuk semua orang, Yesus datang ke dunia menjadi Juruselamat untuk semua orang. Karena itu dalam Injil yang ditulis Lukas, perhatian pada anak-anak, perempuan, orang-orang sakit dan miskin lebih, dibanding injil sinoptik lainnya; karena kasih Tuhan untuk semua. Bahwa kuasa Roh Kudus bekerja dalam hidup orang-orang percaya dan menolong mereka mengerjakan panggilan hidup mereka. Bahwa doa menjadi hal yang Yesus hargai, Yesus lakukan dan yang Yesus mau murid-murid jalani. Secara khusus dalam bacaan firman kita, saya membaginya menjadi 2 bagian penjelasan.
Ayat 1-9, 2 ayat pertama berisi penjelasan dari sisi waktu, pemerintahan dan tempat, saat Yohanes menerima pesan ini. Bahwa pesan ini dari Tuhan. Isi pesan Tuhan lewat Yohanes, “bertobat, beri diri dibaptis, maka Allah akan mengampuni dosa.” Seruan bertobat ini, bukan baru, tetapi sudah sejak lama, sejak Perjanjian Lama, disampaikan juga oleh Nabi Yesaya. Segala sesuatu harus dipersiapkan untuk bisa melihat keselamatan yang dari Tuhan. Persiapkan jalan, bukan hanya ada jalan, tetapi luruskan jalan itu. Ada lembah harus ditimbun, gunung, bukit diratakan, yang berliku dijadikan lurus, berlekuk-lekuk diratakan, dan setelah itu semua orang akan melihat keselamatan dari Tuhan. Yang bagai ular beludak –yaitu yang jahat, licik, lihai, penuh tipu muslihat, tidak dapat melarikan diri dari murka. Tetapi, semua yang bagai ular beludak sekali pun, jika bertobat, maka akan alami selamat. Hasilkan buah yang baik, maka akan selamat. Bahwa selamat bukan karena garis keturunan Abraham, maka otomatis selamat. Semua harus alami pembaharuan, pertobatan, karena jika tidak bertobat, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.
Dari bagian pertama pengajaran ini, bagaimana persiapan kita saat ini, sudahkah kita menjalani hidup dalam pertobatan yang sungguh? Jalan hidup kita apakah telah lurus sesuai dengan firman Tuhan, perintah Tuhan? Mari kita masing-masing merenungkan jalan hidup kita. Sebelum ke tempat ibadah ini, sebelum hari minggu ini, sepanjang minggu adven pertama yang telah kita jalani. Apakah kasih yang nyata dan bukan kebencian; apakah kebenaran dan bukan hoax; apakah kebaikan dan bukan kejahatan yang nyata di hidup kita. Bagaimana sikap anak-anak pada orang tua, bagaimana juga tanggungjawab orang tua bagi anak-anak. Bagaimana hubungan suami istri dalam keluarga Kristen, bagaimana juga hubungan kita dengan keluarga besar kita; mertua, ipar, saudara lain. Kita akan masuki natal Kristus –perayaan kemenangan Yesus hadir di dunia untuk selamatkan kita-. Apakah kita akan menerima Tuhan –menerima keselamatan yang dari Tuhan pada saat natal nanti? Atau itu hanya perayaan rutin setiap akhir tahun, dengan hati yang kosong, dengan rasa yang hampa, karena kita tidak menyiapkan diri dalam masa raya adven ini dengan sungguh bertobat. Tidak ada dosa yang terlalu besar yang tidak sanggup Tuhan ampuni. Manusia menakar besarnya dosa kita dan menyebutkan tidak bisa diampuni. Tetapi yang mengampuni dosa kita adalah Tuhan. Ia sendiri yang berjanji, datang pada Tuhan, minta ampun sama Tuhan, selesaikan dengan Tuhan. Jika itu berkaitan dengan orang lain, maka berdamai dengan orang itu. Jika ada yang bertanya “tapi orang itu tidak mau ampuni saya.” Selesaikan dengan Tuhan, minta ampun sama Tuhan, akui kesalahan dan dosa, nyatakan pada Tuhan, dan ampuni Saudara yang tidak mengampuni Saudara itu. Bagian Saudara sampai di situ. Lalu biarkan Tuhan yang menyelenggara. Karena kita semua berdosa dan yang mengampuni dosa kita adalah Tuhan yang tidak berdosa. Bagian kita benar-benar mengakui salah dan bertobat dan Tuhan beranug’rah atas kita.
Pada bagian kedua, ayat 10-17, selanjutnya dijelaskan tentang pertobatan yang nyata. Semua orang, dengan latar belakang pekerjaan apapun, dari keadaan hidup bagaimana pun, hendaklah bertobat. Bertobat ini, bukan sebuah pengakuan saja, tetapi dalam hal kasih yang benar dan nyata dalam perbuatan. Bertobat dalam hal keadilan kepada semua orang. Bertobat juga dalam hal mencukupkan diri dengan apa yang ada. Bertobat kepada Tuhan, Mesias yang berkuasa. Karena saat penghakiman sudah datang dan akan memisahkan gandum dan jerami, maka bertobatlah, berubahlah. Pada 3 ayat terakhir, diberikan keterangan tentang Yohanes yang menyerukan pertobatan ini, yang melakukan pekerjaan penginjilan dan karena itu menerima akibatnya; bahwa ia dipenjarakan, ia alami penderitaan. Tapi bahwa ia menjalani apa yang benar, yang dipercayanya. Jika kita membaca secara lengkap, dalam Markus 6:27, disaksikan bahwa Yohanes Pembaptis mati di penjara, dengan cara kepala dipenggal sesuai permintaan seorang anak atas petunjuk ibunya, Herodias –istri Herodes. Jemaat kekasih Tuhan. Bagian kedua ini hendak mengajar dan mengajak kita merenungkan hidup kita, pertobatan kita di masa raya adven ini. Bertobat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menyesal dan berniat memperbaiki. Dalam Alkitab kata yang dipakai dalam Lukas 3:3 adalah metanoia artinya berbalik dan bertobat, memperbaiki kesalahan. Dalam sepanjang minggu ini, setelah mendengarkan firman Tuhan dalam minggu adven yang pertama, yang mengajak kita mengevaluasi diri dari hidup yang berpusat pada cinta diri, yang melakukan banyak kesalahan dan dosa dalam hubungan dengan orang lain. Apakah setelah mendengar firman itu, kita sudah dan sementara menjalani hidup yang berbalik dari dosa, memperbaiki kesalahan-kesalahan kita? Ini penting kita lakukan. Karena seruan bertobat harusnya nyata dalam perbuatan. Dalam perbuatan kasih dalam hubungan dengan sesama kita. Dalam perbuatan adil kepada semua orang. Dalam perbuatan yang mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita. Tentang kasih dan adil, kita bisa memikirkannya dalam hubungan kita dengan sesama. Saat ini, saya secara khusus mau mengajak kita merenungkan tentang bertobat dalam hal mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita. Kita ini menjelang natal, banyak orang membuat persiapan terkait makan minum, penampilan rumah dan penampilan semua anggota keluarga. Jika itu dimungkinkan, puji Tuhan, tetapi jangan memaksakan diri. Firman hari ini, menjadi penggerak, pemberdayaan diri kita. Berdayakan diri, keluar dari kebiasaan dosa menjelang natal karena tidak punya rasa cukup, tidak punya rasa puas dan kurang rasa bersyukur. Bertobat dari keinginan harus serba baru, harus serba banyak, jika kondisi kita tidak memungkinkan. Jangan karena keinginan ini, kita masuk dalam rupa-rupa kesalahan dan dosa. Iri, fitnah pada orang yang persiapannya “lebih” menurut kita. Atau memaksakan diri “besar pasak dari pada tiang” hanya untuk terlihat wah dan tidak mau kalah dari yang lain. Bertobat dan cukupkan diri dengan apa yang ada pada kita. Banyak hal bisa kita syukuri, salah satunya bersyukur kita masih diberi hidup sampai menghayati adven bersama keluarga tahun ini.
Mari menantikan Kristus dengan pertobatan yang sungguh, dengan sikap hati bertobat, berbalik dari yang salah dan jahat, hidup dalam kasih, keadilan dan rasa syukur selalu kepada Tuhan. Berkat Tuhan menyertai saudara. Amin.
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini